Ronny F Sompie “Back to nature” Di Tanah Leluhur Sulawesi Utara

by
Ronny F Sompie "Back to nature" Di Tanah Leluhur Sulawesi Utara. (Foto: Nik)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – “Back to nature” merupakan slogan atau ajakan, atau renungan untuk menjaga alam. Slogan ini juga menjadi dasar atau pijakan seorang tokoh Kawanua di Jakarta. Sosok yang dimaksud adalah Ronny Frengki Sompie.

Ronny, panggilannya sejak kecil seorang pensiunan jenderal polisi dan mantan dirjen imigrasi. Tapi dengan segudang jabatan dan pengalaman di Polri serta memimpin Ditjen lmigrasi, tak membuat dirinya berbeda. Ronny tetap hidup bersahaja dan mudah bergaul dengan siapa saja.

Padahal, selama puluhan tahun Ronny sudah terbiasa dikawal dan punya ajudan. Rekam jejak pengabdiannya sebagai polisi dan terakhir pejabat tinggi di Kemenkumham tak diragukan.

Seperti slogan di atas “Back to nature”, Ronny kini punya komitmen ingin mengabdi dan memberi diri untuk berkiprah membangun tanah kelahiran di Sulawesi Utara.

” Selama empat puluh tahun saya mengabdi untuk bangsa dan negara dan kini saya ingin mengabdikan diri untuk masyarakat di tanah kelahiran, “tuturnya.

Menurut mantan Kapolda Bali ini, keinginan untuk mendarmabaktikan dirinya di tanah leluhur timbul, karena dorongan hati yang luhur.

” Saya melihat masih banyak yang bisa saya lakukan untuk kemajuan daerah Sulawesi Utara. Saya bertekad agar masyarakat Sulut bisa lebih berkiprah di kancah nasional, “terangnya.

Kepedulian Ronny untuk peduli terhadap masyarakat Sulut sebenarnya sudah beberapa kali dilakukannya saat menjabat Ketua DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) sewaktu memberikan bantuan pada beberapa peristiwa bencana di Sulut, terutama di Kota Manado beberapa tahun silam.

Bahkan, secara pribadi Ronny, ikut memberikan bantuan kepada masyarakat Desa Klabat, Kec. Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara yang diterjang banjir bandang akibat perambahan hutan (illegal logging) di lereng Gunung Klabat. Ronny pun memberi masukan agar pihak aparat Polisi Kehutanan dan Polda Sulut segera menangkap mafia perambah hutan seperti diakui pejabat Dinas Kehutanan Prov Sulut.

Namun, solusi yang ditawarkan Ketua Dewan Pembina DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) sepertinya tidak ada tanggapan dari jajaran atau aparat yang bertanggungjawab terhadap perlindungan hutan Kawasan Gunung Klabat. Karena sampai kini belum ada tindakan yang nyata di lapangan.

Guna menindaklanjuti keinginannya berkontribusi buat masyarakat Sulut, Ronny pekan lalu berangkat ke Manado dan mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh pegiat budaya dan pariwisata. Dalam diskusi penuh kekeluargaan itu, Ronny mengungkapkan keinginannya untuk diberi kesempatan membangun bumi “Nyiur Melambai” Sulut.

Salah satu pegiat budaya Refindo Tawaris (lndo Nyoa), yang ikut dalam pertemuan menanggapi positif rencana pria asal Desa Sukur, Kabupaten Minahasa Utara ini.

“Semua yang baik harus kita apresiasi, terutama untuk Sulawesi Utara ke depan. Sebab beliau hadir saat ini dalam rangka mengambil bagian dalam pengabdian pada kampung halamannya yaitu Sulawesi Utara, ” tutur lndo Nyoa.

Tak hanya wacana menurut Inyo, dalam beberapa hal Ronny sudah mulai mewujudkannya.

“Ke depan diharapkan masyarakat lebih jeli dalam menentukan pilihan, baik figur yang dikenal jujur juga berani tampil untuk kepentingan umum, ” katanya.

Semoga di tahun 2024 nanti, kita bisa memilih figur yang benar dalam memperjuangkan bukan sekedar memanfaatkan.

Dalam kesempatan yang sama Ronny mengajak pentingnya menerapkan budaya baku tongka (saling bantu) sesama Kawanua. Ronny mengaku, setiap orang punya kesempatan yang sama dalam membangun daerahnya.

“Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi, ” tandas Ronny. (nico)