Potensi Wisata Alam di Sulut Jika Dikembangkan Bisa Melebihi Bali dan Yogyakarta

by
Ronny F Sompie. (Foto: NK)

BERITABUANA.CO, MANADO – Ronny F. Sompie berkomitmen untuk memajukan pariwisata di Sulut setelah KEK Likupang ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Skala Prioritas (DSP) oleh Kemenparekraf dan potensi wisata alam di Sulut yang terbentang dari Nusa Utara Raya, Minahasa Raya sampai ke Bolmong Raya.

Ronny yang juga Caleg DPR RI Partai Golkar dapil Sulut, mengakui potensi keindahan alam di Sulut yang jika dikembangkan secara maksimal bisa melebihi Bali dan Yogyakarta, sehingga perlu terus digelorakan dengan kolaborasi wisata budaya Sulut yg beraneka ragam.

Caranya adalah melibatkan rakyat sebagai stakeholder utama dalam pengembangan wisata. Berdasarkan potensi tersebut Sulut bisa memanfaatkan wisata alam dan wisata budaya yg menjadi andalannya untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara terindah di dunia.

Caranya dengan belajar banyak dari daerah lain yang sudah lebih dulu maju menyiapkan wisata alam dan wisata budaya sebagai kolaborasi daya tarik bagi para wisatawan mancanegara untuk menikmati lebih lama waktunya di Indonesia, seperti Bali dengan Pura Tanah Lot dan beberapa obyek wisata alam yang dimiliki, juga Yogyakarta dengan keindahan Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Kehebatan kedua daerah ini dalam memajukan Pariwisata daerahnya masing-masing adalah kemampuan Pemda masing-masing dalam melibatkan masyarakat dalam menggelar semua potensi alam dan budaya, sehingga banyak homestay yg dimiliki rakyat menjadi akomodasi yang juga digunakan oleh para wisatawan mancanegara.

Pemerintah Provinsi Sulut dan Pemda Kab juga Kota se Sulut menurut mantan Kapolda Bali (2015) perlu belajar dari pengalaman kedua daerah tersebut. Cara belajar dari pengalaman tersebut jangan sebatas kunjungan semata, tetapi selesai berkunjung, kemudian selain membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran perjalanan juga langsung menerapkan apa yg sudah dipelajari dari Bali dan Yogyakarta.

Libatkan masyarakat dengan cara dibimbing melalui para trainer of training yg berpengalaman dari dua daerah tersebut, jangan bergantung kepada APBD semata, tetapi melibatkan unsur swasta untuk pelatihan warga masyarakat melalui pemberian dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang ada di Sulut untuk memajukan wawasan dan kompetensi masyarakat wisata di Sulut. (nico)