Kemudahan Teknologi Hendaknya Dibarengi dengan Kecakapan Penggunaannya

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Literasi Digital sebagai Upaya Meningkatkan Indonesia Makin Cakap Digital". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Era digital membawa pada arah kehidupan yang baru. Namun, interaksi antar masyarakat digital membutuhkan kecakapan dalam pemanfaatannya. Sebab, dengan media digital siapapun bisa berinteraksi lintas geografis.

Komposer musik film, teater, tari dan seni
pertunjukan Langgar.co, Madha Soentoro menilai, setiap individu digital yang membangun relasi dan hubungan dengan individu lain, hendaknya saling berkolaborasi.

“Maka dibutuhkan satu kemapanan masyarakat digital dalam bagaimana menggunakan media dan perangkat digital,” kata Madha dalam diskusi alam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Literasi Digital sebagai Upaya Meningkatkan Indonesia Makin Cakap Digital” pada Kamis (17/11/2022).

Madha menjelaskan, literasi digital merupakan satu wadah yang menjembatani manusia sebagai subyek dalam pemanfaatan teknologi digital yang semakin mutakhir.

“Digital memberikan banyak kemudahan yang seyogyanya membawa kita pada produktifitas dan aktifitas yang baik secara kuantitas pun kualitas,” tuturnya.

Kendati demikian, Ia mengingatkan untuk menghindari konten-konten negatif, seperti pornografi, SARA, ujaran kebencian, hoaks, penipuan, cyber bullying.

“Teknologi adalah anugerah, namun bisa menjadi bencana apabila kita tidak mampu mengendalikan nya secara bijaksana. Manfaatkan kecanggihan teknologi
sesuai dengan kompetensi kita, ciptakan kreasikreasi baru yang positif serta bermanfaat bagi sekitar kita,” ucapnya.

Dosen Senior Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM Bevaola Kusumasari mengatakan, negara memang melindungi kebebasan berekspresi, tetapi memiliki batas yang sama dengan hak-hak digital. Karenanya, pengguna digital tidak boleh melanggar hak dan melukai orang lain.

“Tidak boleh membahayakan kepentingan publik, negara dan masyarakat,” kata Bevaola.

Selain itu, tutur Bevaola, masyarakat juga harus memahami jenis-jenis informasi yang dilarang. Seperti, pornografi, khususnya pornografi anak (untuk melindungi hak anak), penyebaran ujaran kebencian (untuk melindungi hak komunitas), hasutan pada publik untuk melakukan pembunuhan, advokasi nasional, ras dan agama yang dapat memicu diskriminasi, kekerasan dan permusuhan

Lebih lanjut, ia menyarankan agar menerapkan etika digital dalam berselancar di medsos. Yaitu, pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, bertanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan untuk kepentingan seluruh manusia

“Etika ada karena kita adalah manusia. Kita rayakan teknologi, kita hormati ilmu pengetahuan, kita dukung semua bentuk kemajuan demi mengangkat derajat manusia,” kata Bevaola.

Senada, Ketua Umum LESBUMI PBNU M. Jadul Maula menilai, tanpa kecakapan yang benar, bertanggung jawab, dan berbudaya, teknologi digital bisa menjadi faktor perusak bangsa dan karakter manusia.

Dia menegaskan, melalui teknologi digital diharapkan menjadi lebih memahami, mengamalkan dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan tujuan kebangsaan sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.

“Pancasila mesti dikomunikasikan sebagai ilmu dan nalar yang berakar di dalam agama dan budaya, yang memandu warga bangsa untuk berpikir dan bertindak sehingga mampu mewujudkan tujuan kemaslahatan bersama sebagai individu, masyarakat dan bangsa,” kata Jadul. (Kds)

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.