Bijak Bermedsos karena Rekam Jejak Digital Rawan Disalahgunakan

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Hati-Hati Rekam Jejak Digital". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Menjaga keamanan rekam jejak didunia digital sangat penting dilakukan. Sebab, kecanggihan teknologi dapat memetakan kebiasaan hanya dengan membaca jejak digital yang tinggalkan.

Dosen Senior Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM Bevaola Kusumasari mengatakan, salah satu ancaman terbesar bagi kaum muda di situs media sosial adalah jejak digital dan reputasi masa depan. Hal ini juga termasuk situs web yang dikunjungi, email yang dikirim, komentar di medsos, unggahan foto, transaksi di situs atau platform belanja daring.

“Setiap kali kita mengunjungi situs web, kita telah mengungkapkan beberapa informasi tentang diri kita kepada pemilik situs web. Seperti alamat IP, lokasi geografis, jenis peramban (browser) web dan sistem operasi, dan seringkali juga situs web yang terakhir kali kita kunjungi,” kata Bevaola dalam diskusi #MakinCakapDigital Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Hati-Hati Rekam Jejak Digital” pada Selasa (8/11/22).

Menurut Bevaola, cara termudah mengetahui jejak digital adalah dengan mengetikkan nama pada search engine/mesin pencari digital seperti Google, Yahoo.

“Berapa banyak informasi yang kita temukan dan terhubung dengan kita dari hasil tersebut?” ucapnya.

Lebih lanjut, Bevaola mengklasifikasikan ada dua macam jejak digital, pasif dan aktif. Jejak digital pasif adalah jejak data yang ditinggalkan secara daring dengan tidak sengaja dan tanpa sepengetahuan kita. Biasanya digunakan untuk mencari tahu profil pelanggan dan target iklan.

Jejak digital pasif ini tercipta saat mengunjungi situs web tertentu, dan server web mencatat alamat IP, yang mengidentifikasi penyedia layanan Internet dan perkiraan lokasi.

Pada dasarnya, jejak digital pasif tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi masalah besar dalam beberapa keadaan. Misalnya, penjualan data aktivitas pelanggan oleh perusahaan pengelola website kepada pihak-pihak lain.

Sedangkan jejak digital aktif mencakup data yang dengan sengaja dikirimkan di internet atau di platform digital. Contoh, mengirim email, mempublikasikan di medsos, mengisi formulir daring.

“Hal-hal tersebut berkontribusi pada jejak digital aktif, karena kita memberikan data untuk dilihat dan/atau disimpan oleh orang lain,” katanya.

Manager Pondok Pesantren Budaya Kaliopak LESBUMI PWNU DIY Mathori Brilyan menambahkan, rekam jejak digital adalah data informasi yang pernah dijelajahi, dibagikan menggunakan mesin pencarian di internet. Termasuk informasi yang dikirimkan saat mendaftarkan ke situs atau layanan online apapun.

Adapun bahaya rekam jejak digital, data pribadi akan digunakan sebagai modal data dari tindak penipuan berbasis internet. Tersebarnya informasi palsu yang didapatkan dari data linimasa media sosial seseorang tertentu.

“Rekam jejak digital dapat mempengaruhi pendapat dan perspektif seseorang. Jika kamu memiliki jejak digital yang buruk, bukan tidak mungkin penilaian seseorang terhadapmu menjadi negatif,” kata Mathori.

Untuk itu, ia berpesan untuk selalu mengingat bahwa keterhubungan dengan dunia Internet akan meninggalkan data rekam digital. Karenanya, selalu waspada dengan segala pengaruh kemanusiaan dalam beraktivitas pada dunia internet.

Sementara itu, Pendiri salam pelosok negeri Muhammad Basiq El Fuadi menyatakan, keamana digital harus selalu diperhatikan para pengguna medsos.

Tak hanya untuk mengamankan data yang dimiliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia

Karena, aktivitas di dunia digital baik secara sadar maupun tidak, telah meninggalkan jejak digital (Digital Footprint) selama berselancar di internet.

“Kita tetap harus waspada serta berhati-hati terkait informasi apapun yang kita bagikan di Internet. Tidak boleh abai tentang jejak digital,” pesan Muhammad Basiq. (Kds)

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.