Agar Tak Terjerat Hukum, Netizen Harus Bijak dalam Bermedsos

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Menjadi Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Perkembangan teknologi digital atau internet ibarat pisau bermata dua. Satu sisi, internet memudahkan manusia berkomunikasi dan mencari informasi, disisi lain memiliki dampak negatif, seperti hoaks, pornografi, penipuan online, dan cyberbullying. Karenanya, pengguna internet (netizen) harus bijak dalam bermedia sosial.

Manajer Ceritasantri.id ‘Aina Masrurin menjelaskan tentang pasal 27 ayat (3) UU ITE yang berbunyi: “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”.

“Makanya, tidak perlu mendistribusikan konten negatif. Produksi saja konten yang bermanfaat/positif,” tegas ‘Aina dalam diskusi #MakinCakapDigital Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Menjadi Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial” pada Senin (7/11/2022).

Aina mengimbau agar pengguna medsos menjadi pelopor netizen yang bijak. Yaitu, dengan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan universal, tidak mengandung SARA, mematuhi hukum dan UU yang berlaku serta menjaga martabat diri dan orang lain.

“Produksilah konten kreatif yang positif,” ujarnya. Kemudia, kendalikan teknologi dengan cara yang bijak dan etis, saling menjaga kenyamanan dengan menghormati privasi orang lain, gali potensi dan maksimalkan kreasi.

Sementara, Koreografer di Langgar.co Danu Anggada Bimantara, mendorong agar menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital.

Di mana, netizen mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital.

“Menjadi warga negara yang memiliki kepribadian luhur dalam pergaulan di internet,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, manfaatkan ruang digital sebagai saran menebar kebaikan. Seperti, mencari inspirasi, edukasi dan ilmu pengetahuan.

“Mengaktualisasi pesan damai dan cinta kasih dalam pergaulan di internet,” ucapnya.

Apalagi, manafat internet itu sangat banyak bila dipergunakan dengan bijak. Diantaranya, menjadi wadah menumbuhkan sikap kreatif yang menghasilkan, membangun relasi komunitas, berbagi pengetahuan, berbagi dan empati.

Redaktur Pelaksana portal RRI.co.id Bayu Wardhana, mengingatkan untuk berhati-hati terhadap hoaks. Langkah cara mengecek hoaks atau tidak, cek alamat situsnya. Apakah domainnya bisa dipercaya.

Jika mengaku domain pemerintah, seharusnya domain: namalembaga.go.id atau jika domain universitas maka biasanya domain: namauniversitas.ac.id

“Periksa bagian about us/tentang kita. Situs yang terpercaya akan mencantumkan about us. Nama penanggung jawab, alamat, kontak, dll. Cek dan bandingkan dengan berita-berita di media massa mainstream. Apakah sudah muncul di media massa atau tidak. Jika belum, maka besar kemungkinan itu hoaks,” pesan Bayu. (Kds)

Catatan:

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.