Produksi Konten-konten Positif Dinilai Cara Bijak Bermedsos

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Cerdas dan Bijak Berinternet: Pilah Pilih Sebelum Sebar". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Sistem keamanan di internet sebagai produk manusia tentu ada celah kelemahannya. Karena itu, sangat penting cerdas dan bijak dalam berinternet, serta pilah-pilih sebelum menyebarkan konten.

Dosen Senior Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM, Bevaola Kusumasari menjelaskan, hal sederhana yang perlu dipahami adalah penggunaan simbol dalam aplikasi percakapan.

Menurutnya, simbol emoticon/emoji biasanya bermakna ganda dan kadang lebih kompleks dari yang dipikirkan oleh penggunanya. Misalnya, emoji tertawa sampai menangis ini.

“Jika tidak awas, penerima bisa saja mengira kita sedang menangis,” kata Bevaola dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Cerdas dan Bijak Berinternet: Pilah Pilih Sebelum Sebar” pada Rabu (9/11/2022).

Bevaola melanjutkan, penting juga menyeleksi penggunaan emoticon/emoji untuk lawan bicara. Dan, hindari penggunaan simbol yang berlebihan dalam percakapan karena dapat menimbulkan gangguan penerimaan pesan oleh lawan bicara.

Selain itu, tak kalah penting ialah membangun konten-konten positif. Baik konten bermuatan pendidikan untuk mengedukasi dan menginspirasi masyarakat. Konten positif dapat mempengaruhi perubahan prilaku masyarakat ke arah lebih baik.

“Manusia itu pada hakikatnya belajar. Belajar untuk mengubah tingkah laku membutuhkan asupan informasi, sehingga orang dapat berpikir dan menentukan sikap,” kata Bevaola.

Adapun Visual Artist & Graphic Designer Wahyu Hidayat, menjelaskan tentang jenis-jenis konten positif, diantaranya konten inspiratif.

Berupa pengalaman pribadi atau orang lain, perjalanan menuju kesuksesan, hikmah kegagalan, maupun kisah kehidupan lain yang menyentuh dan menggugah hati.

“Kata mutiara (quote). Kini cukup mudah membuat kata mutiara cantik dengan berbagai aplikasi yang tersedia secara gratis. Bisa juga gambar atau foto yang menginspirasi, terutama hasil karya sendiri,” kata Wahyu.

Sedangkan konten edukatif, seperti tutorial, tips & tricks, hasil riset, laporan, atau artikel, dan opini. Selanjutnya, konten informatif; events, berita terbaru, review buku, restoran, film, tempat wisata, tautan (link) ke berbagai resource, e-book, printables untuk anak, software gratis yang bermanfaat untuk orang lain.

Dan konten menghibur, seperti meme, humor, komik, video atau gambar lucu, tebak-tebakan. “Pentingnya membangun konten positif ini sebagai tindakan melawan banjirnya konten negatif,” tegas Wahyu.

Abdul Rohman, Direktur Buku Langgar
Langgar.co menambahkan, dalam ruang digital warganet akan berinteraksi, dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural. Interaksi antar budaya dapat menciptakan standar baru tentang etika.

“Dengan media digital, setiap warganet berpartisipasi dalam berbagai hubungan dengan banyak orang melintasi geografis dan budaya,” kata Abdul.

Mereka dengan berbagai cara membangun hubungan lebih jauh dan berkolaborasi dengan orang lain. Untuk itu, segala aktivitas di ruang digital dan menggunakan media digital, memerlukan etika digital

“Kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya,” pesan Abdul. (Kds)

Catatan:

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.