Kelompok Tranportasi dan Makanan, Pemberi Andil Terbesar di Provinsi NTT

by
Plt. Kepala BPS Provinsi NTT, Adi H. Manafe

BERITABUANA.CO, KUPANG – Kelompok pengeluaran transpotasi dan makanan sebagai pemberi andil terbesar dalam pembentukan Inflasi di Provinsi NTT, yakni 0,44 Persen terjadi di Kota Kupang dan 0,26 Persen di Maumere dan Waingapu.

“Provinsi NTT pada bulan Desember 2021 alami Inflasi 0,89 Persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,82 pada Bulan November 2021 menjadi 105,76 pada Bulan Desember 2021,” jelas Plt. Kepala BPS Provinsi NTT, Adi H. Manafe dalam jumpa pers secara virtual, Senin (3/1/2022).

Menurut Adi Manafe, Kota Kupang alami Inflasi sebesar 0,96 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 104,44 pada bulan November 2021 menjadi 105,44 pada Desember 2021. Inflasi didorong oleh kenaikan indeks harga pada 9 dari 11 kelompok pengeluaran, dimana kenaikan indeks terbesar terjadi pada kelompok tranportasi sebesar 3,87 persen, diikuti oleh kenaikan indeks harga kelompok kesehatan sebesar 1,55 persen.

“Searah dengan tahun sebelumnya Desember 2020, dimana Kota Kupang mengalami Inflasi sebesar 0,88 persen, pada Desember 2021 ini Kota Kupang mengalami Inflasi yakni sebesar 0,96 persen,” papar Adi Manafe.

Dijelaskan Adi Manafe, beberapa komoditas utama yang menyumbang andil Inflasi di Kota Kupang Desember 2021 antara lain naiknya tarif angkutan dalam kota, tarif angkutan udara, harga daging babi, es, kangkung, sawi putih, minyak goreng, sawi hijau, cabai rawit, dan apel.

“Sedangkan komoditas yang menghambat Inflasi di Kota Kupang Desember 2021 antara lain turunnya harga ikan kembung, daging ayam ras, daun singkong, bunga pepaya, wortel, jagung manis, daun kelor, biaya administrasi transfer uang, jeruk, dan minuman dingin,” ta,bah Adi Manafe.

Lebih lanjut dikatakan, perkembangan Harga Barang dan Jasa di Kota Maumere Berdasarkan hasil penghitungan IHK, pada bulan Desember 2021, alami Inflasi sebesar 0,34persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 106,50 pada bulan November 2021 menjadi 106,86 pada Desember 2021.

“Pemicu Inflasi bulan Desember 2021 di Kota Maumere adalah karena kenaikan indeks harga pada 3 dari 11 kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,87 persen diikuti oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,43 Persen.

Hal ini, tandas Adi Manafe, berlawanan arah dengan kondisi bulan Desember 2020, dimana Kota Maumere mengalami Inflasi sebesar 0,70 persen, pada Desember 2021 ini Kota Maumere mengalami Inflasi yaitu sebesar 0,34 persen.

“Beberapa komoditas utama yang menyumbang andil Inflasi di Kota Maumere pada Desember 2021 antara lain naiknya harga ikan kembung, ikan layang, minyak goreng, telur ayam ras, ikan tuna, wortel, tarif kontrak rumah, harga sawi putih, cabai merah, dan ikan tongkol,” kata Adi Manafe.

Sedangkan komoditas utama yang menghambat Inflasi, tambah Adi Manafe, antara lain turunnya harga ikan selar, daging ayam ras, cabai rawit, ayam hidup, bayam, talas/keladi, celana panjang jeans pria, ikan kakap merah, sawi hijau, dan ketela pohon.

Sedangkan untuk Kota Waingapu, lanjut Adi Manafe, perkembangan Harga Barang dan Jasa di Kota Waingapu berdasarkan hasil penghitungan IHK, pada bulan Desember 2021, alami Inflasi sebesar 0,96 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 106,33 pada bulan November 2021 menjadi 107,35 pada Desember 2021.

“Pemicu Inflasi bulan Desember 2021 di Kota Waingapu adalah karena kenaikan indeks harga pada 6 dari 11 kelompok pengeluaran, yang terbesar diantaranya kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,58 persen diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,36 persen.

Ditambahkan Adi Manafe, kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar dalam pembentukan Inflasi Kota Waingapu bulan Desember 2021 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,59 persen. Beberapa komoditas utama yang menyumbang andil Inflasi antara lain naiknya harga tomat, sawi hijau, telur ayam ras, ikan kembung, angkutan udara, bakso siap santap, nasi dengan lauk, cabai rawit, daging ayam ras, dan garam.

“Sedangkan komoditas utama yang menghambat Inflasi antara lain turunnya harga ikan tongkol, kangkong, bayam, daun singkong, ikan bubara, kacang panjang, ikan ekor kuning, labu siam/jipang, buah pinang, dan pisang,” ungkap Adi Manafe. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *