Kampoeng Semar: Susuh yang bukan Nyusuh

by
Brigjen Pol. CDL

SUSUH dapat dipahami sebagai sarang bagi burung untuk bertelur dan memelihara anak anak burung sebelum mampu terbang. Sedangkan nyusuh ini bermakna menyampah atau menyimoanbbarang barang tak berguna namunbterus saja ditambahkan hingga kumuh dan berdampak buruk.

Kampoeng semar sebagai susuh dimaknai untuk melahirkan ide ide kreatif dalam berbagai hal yang berkaitan dg hidup dan kehidupan manusia yg semakin manusiawi. Seni, budaya, lingkungan hidup atau apa saja yang bermanfaat bagi peradaban.

Sesuatu itu hebat bermakna dan menjadi bermanfaat atau berdaya guna karena manusianya. Kampoeng semar sebagai susuh bagi yang mau peka peduli dan berbela rasa bagi hidup dan kehidupan untuk terus mampu bertahan hidup tumbuh berkembang. Menjaga dan merawat hidup dan kehidupan memerlukan kekuatan memerlukan sumberdaya.

Sumber daya bisa berupa gagasan dan ide ide cemerlang dan cerdas menjadi spirit dan kekuatan bagi kita semua untuk bs membangun komitmen dan konsistensinya. Apa agar apa yg dlm ide dan gagasan scr konsisten terus dilakukan. Kekuatan untuk membangun sumber daya manusia tidak lagi menunggu dibantu, meminta perhatian apalagi menuntut. Ttp memang hrs mulai melangkah. Sekecil apapupun ini sdh sangat luar biasa bagi kemajuan pembangunan peradaban.

Kampoeng Semar memulai dari Borobudur yang sarat dengan nilai luhur. Borobudur sebagai ikon seni budaya hingga peradaban memerlukan manusia manusia yang mampu menjadi pernerus yang mampu merawatnya.

Merawat peradaban dan sumber daya manusia yang mampu menjadi ikon bagi seni budaya akan berefek luas pd gatra kehidupan lainya. Di dalam membangun sumber daya manusia memerlukan guyub rukun kebersamaan. Bukan mau dulu duluan berebut sumber daya tanpa etika apalagi untuk hal hal yg sifatnya ego pribadi.

Saat ini mmg perlu nggetih atau rela berkorban atau mau peduli dan berbelarasa sbg wujud perjuangan. Melalui perjuangan inilah sebagai pemersatu yg trs ditumbuhkembangkan dan tunjukkan bahwa aset utama bagi bangsa ubtuk merawat peradaban adalah sumber daya manusia.

Penghargaan pengakuan bantuan akan datang ketika kita mampu kreatif dan konsisten serta memiliki komitmen. Tatkala meminta bantuan apalagi belas kasihan ibarat anak bajang menggiring angin dengan sodo lanang nawu segoro dg bathok bolu ( bolong telu) semua tidak akan tercapai.

Namun dg komitmen kinsisten gigih tekun berkreasi maka akan tiba waktunya Kampoeng semar sbg ” susuh” mampu menjadi bagian dari kawah condrodimuko.

Bagi yg masih lemah, dan belum mampu berdiri bisa belajar berlatih menempa diri bersama namun tatkala sdh mampu mandiri dan kuat maka untuk keluar dan terbang ke mengangkasa menjelajah dunia.

Dari diskusi panjang tentang kampoeng Semar ada bbrp hal yg dpt dilakukan bersama antara lain :

1. Melanjutkan scr konsisten acara kongkowseni kampoeng semar kemisan sbg forum dialog
2. Tema2 yg dibahas bs kita tulis ulang dan publikasikan scr aktual maupuan visual. Demgan menulis kembali sosok nara sumber atau siapa saja yg berdiskusi atau juga tema yg didiskusikan
3. Membuat iven2 kegiatan scra berkala. Sbg cobtoh dg berdasar kalender seni budaya memberi makna bagi bulan bulan sepanjang tahun misalnya: januari bulan syailendra, peruari bulan…. maret bulan … dst
4. Mulai memikirkan membangun gerakkan moral dari rumah dan menata apa yg ada di rumah kita. Misalnya : my house my museum, my house my galery dst
5. Mulai memikirkan dan melakukan rekayasa sosial (social engineering) di lingkungan rumah kita dan komunitas2 kita melakukan gerakkan seni budaya. Misalnya menanam bunga, menata sampah, menata lingkungan kampun terutama yg digunakan publik agar asri dsb
6. Melakukan pameran pameran keliling di lokasi2 umum bisa apa saja kita tunjukkan dalam bentuk karya2 yg out door maupun in door. Dsb
7. Membuat seni yg bs terjangkau atau dijangkau lebih luas. Misalnya marchendise, info2 virtual lainnya
8. Membangun market place dg tema apa saja yg berkaitan dgbseni budaya maupun kemanusiaan atau juga lingkungan hidup
9. Membangun solidaritas sosial. Spt apa yg telah mas iskandar lakukan ( wayang bersedekah) dan tatkala dapat menggelora ke mana mana ini akan juga luarbiasa sbg trigger bagibkepekaan kepedulian dan bela rasa kpd sesama.
10. Mengembangkan jejaring karena tak kenal maka tak saayang. Komunitas kampoeng semar ini bergerak untuk syiar kebudayaan. Mengabarkan mengaktualisasikan dalam pikiran perkataan dan perbuatan yang baik benar atau inspiring juga bs menunjukkan kepekaan kepedulian serta bela rasa bagi sesama dan lingkungannya

Mungkin masih banyak lagi hal yg bisa dikembangkan namun apa yg sdh dirintis akan trs kita kembangkan mungkin cara cara ini sbg bagian merawat kebudayan dan melanggengkan borobudur yg sarat nilai luhur.

Sak anane sak isane iso kanggo urip lan nguripi

*Brigjen Pol. CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *