Keramahan Orang Indonesia Dikenal Dunia Jangan Dirusak dengan Perilaku Kurang Beradab di Medsos

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Menjadi Pengguna Internet yang Beradab". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Keadaban berkomunikasi di media sosial sangat penting diperhatikan oleh masyarakat Indonesia. Sebab, dunia mengenal bangsa Indonesia, orang-orangnya ramah, suka menolong, guyub, rukun, dan gotong royong.

Namun, menurut Dosen Untag Surabaya Bambang Kusbandrijo, untuk keberadaban bermedsos, hasil survei digital Microsoft menilai netizen Indonesia memiliki tingkat keberadaban (civility) yang rendah. Dari 32 negara yang disurvei, Indonesia ada di peringkat 29 atau yang terburuk di Asia Tenggara.

“Anehnya, setelah membaca hasil survei, masyarakat bukannya introspeksi tetapi
malahan ngamuk-ngamuk dan berkata kotor, jorok di ruang digital,” sesal Bambang dalam diskusi #MakinCakapDigital Kominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Menjadi Pengguna Internet yang Beradab”, pada Jumat (30/9/22).

Bambang menjelaskan, beradab merupakan bentuk sikap yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti dan akhlak.

Berbicara tentang etika digital, maka merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.

“Untuk itu, kesadaran kita sebagai warga
negara harus menjunjung harkat martabat bangsa,” tegas Bambang. “Medsos mempererat persaudaraan, bukan justru memecah keragaman.”

Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian Nur Solikhin menilai, penting menerapkan etika budaya digitalisasi human social life. Yakni, menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan, bukan hanya sekedar produk-produk budaya.

“Artinya kebudayaan itu dinamis,” ujar Solikhin.

Bagi Solikhin, mudah tersulu provokasi di medsos adalah ciri orang yang tidak berpikir kritis. Dampaknya, ketidakpedulian terhadap orang.

“Mudah muncul rasa benci dan amarah terhadap orang. Munculnya rasa takut akan diungguli orang lain atau budaya lain,” tuturnya.

Solikhin mengajak mengisi dunia digital dengan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak bertumbuhkembang.

“Sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,” imbaunya.

Sementara itu, Visual Artist & Graphic Designer Wahyu Hidayat menyatakan, sangat penting bermedia digital dengan sehat. Diantaranya, jangan memberikan informasi sensitif secara online, seperti no HP, email, nama lengkap, alamat, no kartu kredit dan lain-lain.

Wahyu melanjutkan, metika emosi tidak stabil, lebih baik tidak memposting sesuatu secara online. Berbicara dengan baik, walaupun tidak ketemu orangnya secara langsung, mereka tetep manusia.

“Kita diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama. Manfaatkan fitur-fitur guna menunjang literasi, kreatifitas, bisnis. Gunakan internet dengan bijak dan santun,” kata Wahyu. (Kds)

Catatan:

Informasi lebih lanjut acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.