Legislator Sebut Minat Anak Sekolah di Pesantren Lumayan Tinggi

by
Anggota Komisi X DPR RI Habib Syarief Muhammad (kiri) sedang menyampaikan pendapatnya dalam diskusi di media center kompleks parlemen Senayan Jakarta, Kamis(6/3/2025). (Foto: Win)

BERITABUANA.CO,JAKARTA – Anggota Komisi X DPR RI Habib Syarief Muhammad menyatakan fenomena orangtua menyekolahkan anak-anaknya ke pondok pesantren cukup masif dalam 10 tahun terakhir ini.

Ini terjadi menyusul banyaknya kekecewaan yang didapatkan orangtua setelah anaknya belajar di sekolah umum termasuk sekolah unggulan sekalipun.

“Ada kekecewaan dari orangtua padahal biayanya sangat mahal. Mulai semacam menyesal dan kecewa dengan biaya yang mahal tetapi terjadi perubahan karakter negatif pada anak,” kata Habib dalam diskusi Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI menggelar diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Mengawal Komitmen Kementerian Agama Dalam Penerapan Kebijakan Pesantren Ramah Anak” di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Narasumber lain dalam diskusi itu masing-masing, anggota Komisi VIII Selly Adriyana Gantina, anggota Komisi VIII Maman Imanulhaq dan Pengamat Pendidikan dari Rumah Literasi 45 Andreas.

“Pesantren itu sebaliknya. Tidak egois, tidak antisosial, tidak introvert dan tidak arogan. Tidak arogan karena karena makan saja sama-sama. Tidak mungkin elitis,” ujar anggota Fraksi PKB dapil Kota Bandung dan Kota Cimahi ini.

Namun sayangnya, pesantren tidak diakomodasi oleh daerah. Selama ini pembiayaan pesantren atau sekolah agama dari Kementerian Agama di pusat.

Pesantren pun, kata Habib, kini sudah banyak yang mengadopsi kurikulum sekolah umum. Hasilnya sangat mengejutkan, banyak lulusan pesantren atau sekolah agama justru lulusannya diterima di perguruan tinggi ternama.

“Selama ini sekolah unggulan lebih ke akademis kurang ke karakter. Tapi sayangnya sekolah agama selama ini belum menjadi prioritas pemerintah,” kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa(PKB) ini. (Asim/Jim/Kids)