Turunkan Penumpang dan Barang Sejauh 10 KM, Kemenhub Perbaiki Infrastruktur Pelabuhan Lirang

by
Pelabuhan Lirang di Maluku sepi dari standarnya kapal-kapal di dermaga, karena terjadinya pendangkalan di alur masuk pelabuhan sehingga kapal terpaksa menurunkan penumpang dan barang berjarak 10 km dari dermaga pelabuhan. (Foto: ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berkomitmen untuk memajukan konektivitas di wilayah timur Indonesia, terutama di wilayah Maluku melalui pengembangan transportasi laut, khususnya Pelabuhan Lirang.

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus memperjuangkan peningkatan konektivitas di wilayah timur Indonesia melalui transportasi laut. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka menghadapi sejumlah tantangan infrastruktur yang harus diatasi, seperti pendangkalan alur masuk menjadi masalah serius, sehingga membatasi kapal dengan draft di atas 2 meter untuk berlabuh di dermaga

“Meskipun telah dilakukan pengerukan pada tahun 2017, pendangkalan kembali terjadi, menyebabkan kapal harus berlabuh dan melakukan aktivitas turun-naik penumpang serta bongkar-muat barang dengan jarak yang cukup jauh dari Dermaga Lirang hingga mencapai 10 KM,” ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi.

Capt. Antoni dalam keterangan persnya kepada beritabuana.co di Jakarta, Minggu (28/4/2024) melalui Kabag Informasi dan Humas Ditjen Hubla Kemenhub, Hary Bowo Seno Putro menyebutkan beberapa infrastruktur vital yang tengah dibangun atau direncanakan karena adanya beberapa tantangan utama yang dihadapi diantaranya keterbatasan fasilitas di beberapa Wilayah Kerja Pelabuhan (Wilker Pelabuhan).

Dikatakan, Pelabuhan Lirang menjadi sorotan utama Ditjen Hubla Kemenhub, meskipun telah memiliki fasilitas pelabuhan, namun wilayah kerja Pelabuhan Lirang menghadapi kendala pada alur masuk yang sempit dan arus yang tidak menentu. Beberapa kapal yang menyinggahi pelabuhan adalah kapal perintis KM Sabuk Nusantara 71, KM Sabuk Nusantara 87, KM Sabuk Nusantara 28, dan KM Lintas Bahari Indonesia.

Menurutnya, Ditjen Hubla Kemenhub telah melakukan Pra Studi Kelayakan pada tahun anggaran 2022 untuk memperbaiki kondisi ini, yakni rehabilitasi infrastruktur untuk keselamatan dan keamanan pelayaran. Meskipun telah memiliki fasilitas pelabuhan, terdapat kerusakan berat pada salah satu segmen dermaga dan causeway, sehingga menghambat operasional pelabuhan.

“Pembangunan dan rehabilitasi sudah direncanakan pada tahun anggaran 2025 untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan kapal serta pelabuhan, menggunakan sumber dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN),” ungkap Capt. Antoni.

Ia menegaskan, upaya ini bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keamanan pelayaran di Wilayah Kerja Pelabuhan Lirang dan Wilayah Kerja Pelabuhan Luang. “Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan tujuan ini dapat tercapai dalam waktu yang sesingkat-singkatnya untuk mendukung pertumbuhan dan kemajuan wilayah tersebut,” tandas Capt. Antoni, seraya menyebutkan Kementerian Perhubungan terus mengawal dan mempercepat langkah-langkah strategis ini untuk memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat kepulauan dan ekonomi nasional. (Yus)