Kepemimpinan Viktor dan Josef Berhasil Turunka Angka Stunting

by
Foto bersama usai Pidato Pembangunan oleh Gubernur NTT, Viktor Laiskodat di aula El Tari. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Lima tahun kepemimpinan Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Jisef Nae Soi berhasil menurunkan angka Stunting sebesar 15,7 Persen.

Hal ini disampakan Viktor Laiskodat pada Pidato Pembangunan jelang HUT Kemerdekaan RI ke-78, di aula El Tari Kupang, Rabu (16/8/2023).

“Selama periode 2018-2023, angka Stunting berhasil kami turunkan, dimana tahun sebelumnya ada 81.434 Balita, tapi sampai Juli 2023 sudah menjadi 67.518 Balita,” tegas Viktor Laiskodat.

Dikatakan Viktor Laiskodat, meningkatkan derajat kesehatan, menjadi salah satu aspek penting dalam meningkatkan Sumber Daya Masyarakat (SDM) masyarakat NTT.

“Pembangunan kesehatan dimulai sejak dari kandungan ibu. Angka stunting di NTT masih tergolong tinggi,” ujar Viktor Laiskodat yang akan mengakhiri masa jabatannya ini.

Dijelaskan secara rinci, presentasi stunting selama lima tahun berturut-turut, mulai tahun 2018-2023 menunjukan penurunan yang signifikan.

“Tahun 2018 prevalensi stunting 35,4 Persen atau sebanyak 81.434 Balita, dan pada pengukuran prevalensi tahun 2023 sebesar 15,7 Persen atau 67.518 Balita.
hal uni membuktikan penanganan stunting secara urgensi, melalui intervensi spesifik berjalan dengan baik,” tegas dia.

Diakui Viktor Laiskodat, penurunan stunting secara signifikan ini, tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT, untuk mengenalkan aplikasi Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), untuk menangani stunting secara by name, by adress dan menolak Studi Status Gizi Indonesia (SSGI).

“Pemprov telah melayangkan protes kepada Menteri Kesehatan (Menkes), terkait penggunaan penggunaan metode SSGI, dan Menkes telah menyetujui penggunaan e-PPGBM, dalam penanganan stunting di NTT,” papar Viktor Laiskodat.

Di samping itu, tambah Viktor Laiskodat, dirinya dengan Josef Nae Soi juga terus berkomitmen menekan angka kematian ibu dan anak, melalui berbagai upaya seperti penguatan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, meningkatkan fasilitas kesehatan dan evaluasi yang terus menerus. sehingga kematian ibu dan anak selama tiga tahun terakhir menurun.

“Dimana tahun 2021 angka kematian Ibu mencapai 181 Kasus, tahun 2022 turun menjadi 171 kasus dan sampai bulan juli 2023 ada 74 Kasus.

“Sedangkan kematian bayi sampai Juli 2023 mencapai 449 kasus atau alami penurunan dibandingkan tahun 2022, yang mencapai 1.139 Kasus,” kata Viktor Laiskodat.

Diakui Viktor Laiskodat, saat Kadis Kesehatan NTT mempresentasikan terkait rencana menurunkan angka kematian ibu dan anak, hal itu tidak disetujuinya.

“Kalau dalam kesehatan, rencana menurunkan harus sampai angka 0 atau tidak ada kasus lagi, kalaupun rencana tinggal 10 Kasus saja, itu sebuah kejahatan,” tandas Viktor Laiskodat.

Meskipun penurunan tersebut merupakan standar WHO, tegasnya lagi, itu sebuah standar yang tidak layak untuk diterapkan.

“Kalau kita merencanakan kematian ibu dan anak dari 120 Kasus menjadi 10 Kasus saja, maka kita akan digugat, bahwa Pemprov NTT merencanakan pembunuhan terhadap ibu dan anak,” ujar Viktor Laiskodat. (iir)