BERITABUANA.CO, KUPANG – Pemberian Makanan Tambahan (PMT) salah satu program Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) NTT, berhasil menurunkan angka stunting dan gizi buruk anak.
“Stunting dan gizi buruk di NTT tinggi sekali, sehingga membantu dengan PMT di Kelurahan dan Desa Model, hasilnya cukup menggembirakan, karena grafiknya menurun,” tegas Ketua TP PKK NTT, Juli Laiskodat di Aula Kelurahan Manutapen, Selasa (10/11/2020).
Dikatakan Juli Laiskodat, setiap hari dianggarkan sejumlah dana bagi kelompok-kelompok yang dibentuk untuk memasak, yang gizinya sudah sesuai arahan dari ahli gizi, untuk diberikan kepada anak usia PAUD dan SD.
“Dengan pemberian PMT secara rutin,
menurut data di Kelurahan Manutapen sendiri maupun di desa model PKK itu, grafiknya meningkat, dimana anak-anak berat dan tinggi badannya sudah mulai bertambah, karena menu yang diberikan wajib ada daun kelor, ikan dan telur,” ujar Juli Laiskodat.
Di samping itu, tegas Juli Laiskodat, kelompok PMT yang terdiri dari ibu rumah tangga mendapat berkat dari kegiatannya tersebut, contohnya makanan setiap anak seharga Rp 7.500, tapi yang dianggarkan PKK sebesar Rp 1.000/anak, sehingga sisanya sebesar Rp 2.500 bisa untuk membantu hidup rumah tangga ibu-ibu dalam kelompok PMT tersebut
“Rata-rata yang masak adalah ibu rumah tangga, apalagi sekarang kondisi sedang susah, paling tidak mereka bersyukur sekali dapurnya bisa ngebul,” tambahnya.
Walaupun begitu, kata Juli Laiskodat, saat memasak dan menyajikan mereka tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
“Memang tidak berjalan secara fisik sekolahnya, tetapi orang tua atau anaknya setiap hari bawa rantang, hanya untuk ambil makanannya untuk dibawa pulang,” papar Juli Laiskodat. (iir)