Kecanduan Game Online Bisa Diobati, Ini Caranya

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Kecanduan Internet: Ubah Konsumtif menjadi Produktif". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kecanduan internet merupakan salah satu adiksi yang banyak menyerang orang tanpa disadari, salah satunya kecanduan game online. Adiksi ini dapat memengaruhi kesehatan, produktivitas, dan lain sebagainya

Dosen Senior Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM Dr. Bevaola Kusumasari menyampaikan, WHO telah menetapkan kecanduan game online atau game disorder ke dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD) sebagai penyakit gangguan mental (mental disorder).

“Kecanduan game merupakan disorders due to addictive behavior atau gangguan yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan,” kata Bevaola dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Kecanduan Internet: Ubah Konsumtif menjadi Produktif” pada Sabtu (15/10/22).

Bevaola menerangkan, lriteria online/video gaming disorder, qda ganguan kontrol untuk melakukan permainan tersebut (tidak dapat mengendalikan diri), lebih memprioritaskan memainkan permainan tersebut dibandingkan dengan aktivitas yang seharusnya lebih diutamakan.

“Intensitasnya semakin meningkat dan berkelanjutan meskipun ada konsekuensi atau dampak negatif yang dirasakan, pwerilaku berpola tersebut menyebabkan gangguan yang bermakna pada fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan dan area penting lainnya,” kata dia.

Gejala lain yang perlu diwaspadai, lanjut dia, bermain game terlalu lama, melewatkan waktu mandi dan makan hanya untuk main game, kinerja baik di kantor maupun sekolah jadi buruk.

“Bohong pada orang lain untuk menyembunyikan aktivitas game, munculnya tanda-tanda iritasi bingung, cemas, mudah marah, dan lain sebagainya, saat dipaksa berhenti main game,” tuturnya.

Menurut Bevaola, seseorang yang mengalami adiksi, di samping mengalami keluhan secara fisik juga mengalami perubahan struktur dan fungsi otak. Gangguan pada bagian otak tersebut mengakibatkan orang yang
mengalami suatu ketergantungan atau kecanduan kehilangan beberapa kemampuan/fungsi otaknya, antara lain fungsi atensi (memusatkan perhatian terhadap sesuatu hal), fungsi eksekutif
(merencanakan dan melakukan tindakan) dan fungsi inhibisi (kemampuan untuk membatasi).

“Adanya perubahan otak membuat dirinya sulit mengendalikan perilaku impulsive. Sudah bosan main (game) tapi tidak bisa berhenti. Karena fungsi otaknya sudah berubah, yaitu untuk menahan perilaku untuk tidak impulsive itu sudah terganggu,” ucapnya.

Selain berperilaku impulsive, biasanya orang yang kecanduan video/game online kehilangan fokus saat mengerjakan sesuatu sehingga berdampak pada prestasi dan produktivitasnya. Emosi yang tidak stabil juga seringkali berdampak buruk pada
hubungan relasinya. Sehingga sebagian besar para pecandu video/game online menunjukkan sikap yang anti-sosial.

Kemudian, dari sisi kesehatan, seringkali mengalami gangguan tidur sehingga
mempengaruhi sistem metabolisme tubuhnya. Sering merasa lelah
(fatigue syndrome), kaku leher dan otot, hingga Karpal Turner Syndrome.

Selain itu, kecenderungan sedentary life dan memprioritaskan bermain game dibandingkan aktifitas utama lainnya. Misalnya, makan, membuat para pecandu game online mengalami dehidrasi, kurus atau bahkan sebaliknya (obesitas) dan berisiko menderita penyakit tidak menular (misalnya penyakit jantung).

Bevaola menyampaikan, cara mengatasi kecanduan game online ialah mengakui jika memang kecanduan terhadap game online. Karena, penerimaan pada situasi ini butuh usaha keras, lantaran harus mencoba untuk tidak menyangkalnya, menolaknya, atau
membandingkan situasi kita dengan orang lain.

“Setelah kita bisa menerima situasi ini, dijamin langkah-langkah selanjutnya akan terasa lebih mudah karena kita sudah memikirkan solusi apa yang tepat untuk berhenti dari kebiasaan kita yang satu ini,” ungkapnya.

Selanjutnya, mengubah pola pikir. Yaitu mulai serius memikirkan apa yang menjadi tujuan jangka panjang kita – katakanlah apa yang ingin dicapai dalam waktu 5 tahun ke depan.

Lalu, membatasi waktu bermain. Kita bisa mengurangi intensitas untuk bermain game online secara bertahap. Miisal, dari kebiasaan bermain 20 jam seminggu menjadi 18 jam, berkurang lagi menjadi 16 jam, lalu 14 jam.

“Begitu seterusnya hingga kita bisa mengatur intesitas bermain game online dalam batas sewajarnya,” kata Bevaola.

Sementara Sinematografer Zahid Asmara, mendorong agar menjadikan internet dari konsumtif menjadi produktif. Caranya, dengan mengembangkan inovasi, kreatif dan menjalin kolaborasi.

“Dibutuhkan Kolaborasi & Saling Sinergi Nyata baik antar generasi ataupun profesi yang tak sekedar gimmick pribadi,” kata Zahid.

Founder neswa.id Rika Iffati Farihah menambahkan, budaya bermedia digital
merupakan kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari−hari.

“Dunia Digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuhkembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,” kata Rika. (Kds)

 

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.