Peran Pers Jelang P20, Hafisz Tohir : Kabarkan ke Dunia Tentang Indonesia

by
Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI, Dimyati Natakusuma didampingi Achmad Hafisz Tohir, Sekjen KWP Ariawan, Kepala Biro Pemberitaan DPR Indra Pahlevi dan Kepala Biro BKSAP Endah Tjahjani secara simbolis memukul gong. (Foto : Jimmy)

BERITABUANA.CO, BOGOR – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Achmad Hafisz Tohir mengatakan bahwa Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) harus mengambil peranan untuk menyukseskan acara P20 yang akan digelar pada Oktober 2022 mendatang.

Selaku tuan rumah dalam agenda yang melibatkan parlemen dunia ini, Hafisz meminta KWP bersinergi dengan DPR RI menyiarkan kabar-kabar baik tentang Indonesia di mata dunia.

“P20 ini momen kita menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bukan negara kecil. Indonesia bukan negara ecek-ecek. Indonesia itu memiliki kekuatan parlemen yang luar biasa,”kata Hafisz usai menjadi narasumber dalam Forum Diskusi dan Sosialisasi Kinerja DPR RI dengan KWP, Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/9/2022).

Dalam diskusi bertema ‘Peran Pers dalam Menyukseskan P20 ‘Stronger Parliament for Sustainable Recovery’ ini, Hafisz mengungkapkan bahwa DPR RI merupakan lembaga parlemen nomor tiga terbesar di dunia.

“Saya kira (P20) saatnya kita tunjukkan kepada dunia bahwa parlemen kita berdaya dan bisa membuat event yang besar seperti ini,” tutur politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Dikatakan legialator dari Dapil Sumatera Selatan I ini mengingatkan peran pers termasuk dalam empat pilar demokrasi. Untuk itu, sambungnya, pers berkewajiban menjadi tonggak untuk mengontrol jalannya berbagai kebijakan di suatu negara.

Di sisi lain, pria kelahiran Palembang ini pun mengatakan, P20 merupakan momentum terhadap transformasi energi di masa depan. Dimana, energi yang selama ini menimbulkan polusi secara perlahan harus diganti dengan energi baru terbarukan yang lebih ramah terhadap lingkungan.

Belum lagi harga energi fosil seperti harga minyak dunia sedang tidak stabil. Hal ini membuat urgensi menuju energi hijau yang ramah lingkungan menjadi sangat krusial.

“Kalau kita lihat, terjadinya krisis global membuat melesetnya beberapa capaian-capaian ekonomi dunia versi world bank. Kita ketahui world bank telah melakukan tiga kali revisi untuk tahun ini terhadap pertumbuhan ekonominya,”paparnya.

“Jadi, sekali lagi saya sampaikan bahwa transformasi energi ini tidak mudah juga untuk kita jalankan sesuai dengan perencanaan semula,”pungkasnya. (JAT)