Sebuah Buku Tentang Ong dari Seorang Kolega David Reeve

by
David Reeve
David Reeve penulis buku berjudul 'To Remain Myself: The History of Onghokham'. (Foto: Istimewa)
Buku ‘To Remain Myself: The History of Onghokham’ yang ditulis David Reeve. (Foto: Istimewa(

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Khasanah biografi seorang intelektual kini bertambah dengan terbitnya buku baru berjudul ‘To Remain Myself: The History of Onghokham’ akhir Juni 2022. Buku ini ditulis oleh seorang kolega dekat Onghokham, Dr. David Reeve yang sama–sama pernah mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI), kini bernama Fakultas Budaya, Universitas Indonesia.

Buku ‘To Remain Myself: The History of Onghokham’ yang ditulis David Reeve dan diterbitkan Asian Studies Association of Australia (ASAA) Southeast Asian Publications Series ini cukup lengkap menggambarkan siapa tokoh bernama Ong itu dari berbagai dimensi, baik keluarga, perjalanan Ong, persahabatannya dengan sejumlah intelektual dan tentu pemikiran Ong dalam bidang sejarah sosial.

Dalam pernyataan tertulis yang diterima Kamis (30/06/2022), David Reeve yang kini Honorary Associate Professor UNSW, mengungkapkan, kesulitan terbesar adalah bahwa semua wawancara dilakukan setelah Ong mengalami stroke, sehingga yang bersangkutan sering sulit dimengerti. Itu sulit bagi kami berdua. Dia sangat frustrasi dan kesal, dan saya frustrasi dan malu.

“Kesulitan berikutnya adalah surat-surat pribadi Ong sangat tidak teratur, atau tidak ada. Dia membenci birokrasi, jadi dia meninggalkan sangat sedikit catatan tentang dirinya sendiri, kecuali untuk publikasinya,” ungkap David.

Namun dmeikian, David Reeve mengakui kalau hal termudah adalah keterbukaan Ong, keinginannya untuk menceritakan kisah lengkap hidupnya. Keterusterangan dan kejujurannya – sejauh yang saya bisa menilai.

“Ong berkata dia akan memberi saya semua informasi yang saya inginkan, tetapi dia tidak akan mencoba mempengaruhi kesimpulan. Kesimpulannya terserah saya,” tambahnya lagi.

David Reeve menceritakan, pertama kali bertemu dengannya di Cornell University pada tahun 1975. Jadi, dengan kematiannya pada tahun 2007, David telah mengenal Ong selama 32 tahun.

“Saya boleh menyimpulkan, Ong adalah kawan lama, sahabat, dan kolega. Ini memudahkan saya menulis tentang dia,” ujarnya.

Namun demikian, David Reeve mengatakan, proses penulisan buku ini memakan waktu dua puluh tahun dari awal sampai akhir. “Saya terus mendapatkan pekerjaan dan proyek lain. Saya mulai pada tahun 2002, dan pada periode itu saya menerbitkan tiga buku lainnya,” ungkapnya lagi.

Jujur dan Lengkap

Membandingkan dengan biografi lainnya, biografi ini sangat jujur dan lengkap. Ini termasuk ‘kehidupan batin’, dunia emosi, keraguan, ketakutan, kebingungan.

“Ong ingin buku ini berbeda dari biografi lainnya, dan untuk menetapkan standar baru bagi biografi Indonesia, jadi saya berharap itu akan keluar seperti yang diinginkannya,” katanya.

Terkait judu buku ini, David Reeve mengungkapkan, pesan utamanya adalah bahwa Ong memutuskan untuk menjalani hidup dengan caranya sendiri -untuk tetap menjadi diri sendiri- dan berhasil melakukannya.

“Salah satu bagian dari kehidupan itu adalah untuk menunjukkan bahwa sejarah Indonesia itu penting, menarik untuk dilakukan, dan sangat relevan dengan Indonesia saat ini,” tutup David. (Jimmy)