SDK Rosa Mystica Sekolah Pertama Terbitkan Buku di Kota Kupang

by
Kepsek SDK Rosa Mystica, Suster Martha Nabu memperlihatkan buku-buku hasil para siswa dan guru. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – SDK Rosa Mystica merupakan sekolah pertama di Kota Kupang, yang berhasil menerbitkan buku karya siswa dan gurunya.

“Dengan buku yang kami tulis ini, raport pendidikan SDK Rosa Mystica menjadi 100
persen,” tegas Kepala Sekolah SDK Rosa Mystica, Suster Martha Maria Fatimah
Nabu, di sekolahnya, Jumat (1/3/2024).

Diceritakan Martha Nabu bahwa, berawal dari penilaian assessment, terkait
literasi dan numerasi yang diperoleh belum sampai yang terbaik.

“Sebelum Dinas Pendidikan Kota Kupang mengharuskan anaknya membaca 15 menit setiap hari, kami sudah melakukan terlebih dahulu,” jelas Martha Nabu.

Merasa tidak puas hanya dengan nilaicukup, kata Martha Nabu, maka harus ada inovasi baru selain hanya membaca 15 menit.

“Untuk itu, kami berdiskusi dengan pimpinan Literasi Cakrawala, yang akhirnya
mendapat solusi untuk memberikan pendampingan kepada siswa dan guru, terkait karya tulisan,” jelas Martha Nabu.

Dari hasil pendampingan tersebut, lanjut Martha Nabu, para siswa Kelas V
berhasil merangkai kata-kata menjadi sebuah puisi, dan para guru mampu membuah sebuah Esay.

“Dari kumpulan puisi dan Esay tersebut, akhirnya diterbitkan menjadi sebuah
buku,” tegas Martha Nabu.

Untuk itu, tandas Martha Nabu, kedepan ingin menjadikan SDK Rosa Mystica,
menjadi sebuah sekolah Literasi, karena sudah berhasil menerbitkan buku hasil karya sendiri.

Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Literasi Cakrawala, Gusti Rikaro mengakui,
para siswa SDK Rosa Mystica memiliki potensi menulis yang baik.

“Kami lakukan pendampingan terkait logika menulis dan alurnya, karena mereka
masih bingung mau mulai dari mana,” kata Gusti.

Diakui Gusti, dari hasil tulisan berupa puisi dan Esay tersebut, lalu dilakukan
pengeditan dan diterbitkan.

“Bukan hanya guru dan para siswa yang berhasil menerbitkan hasil karyanya, Suster Kepala juga telah memiliki hasil penelitian. Tentu ini menjadi motivasi para siswa dan guru,” tandas Gusti. (iir)