HUT Kemerdekaan RI Ke-76, Gubenur Viktor Laiskodat Ajak Tingkatkan Kewaspadaan dan Daya Juang

by
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi

BERITABUANA.CO, KUPANG – Dalam rangka Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76, seluruh masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaan dan daya juang dengan mengobarkan semangat yang menyala-nyala bersama-sama, memerangi berbagai permasalahan sosial ekonomi di daerah ini, demi mewujudkan visi “NTT bangkit menuju sejahtera”.

Demikian teks Pidato Radio Gubernur NTT, Viktor Laiskodat yang dibacakan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT, Senin (16/8/2021).

Viktor Laiskodat menyadari, bahwa segala kebijakan yang diambil oleh Pemerintah, dapat berhasil apabila mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan berbagai elemen pemangku kepentingan strategis di daerah ini.

“Oleh karena itu, melalui perayaan kemerdekaan ini saya menghimbau semua lapisan masyarakat NTT di mana-pun berada, agar meninggalkan ketakutan berlebihan terhadap ancaman covid-19,” tegas Viktor Laiskodat.

Pihaknya mengajak mulai membangun kepercayaan diri, untuk kembali kerja produktif dengan memperhatikan Protokol Kesehatan (Prokes). Karena pengalaman menunjukkan, bahwa pasien positif Covid-19 dapat disembuhkan dengan obat-obatan yang ada, tetapi rasa takut tidak ada obatnya.

“Orang yang dipenuhi rasa takut berlebihan, adalah ciri orang yang hidup tanpa harapan. Harapan hanya dimiliki oleh orang yang sehat lahir-bathin sebagaimana pesan dalam pepatah Arab, bahwa seseorang yang memiliki kesehatan akan memiliki harapan, dan seseorang yang memiliki harapan, ia akan memiliki segalanya,” ujar Viktor Laiskodat.

Kembali Viktor Laiskodat mengajak untuk memelihara sikap optimis dan positif, dalam memerangi virus berukuran mikro yang tidak kasat mata ini, dengan disiplin dan hidup solider dengan sesama.

“Inilah kesempatan terbaik bagi masyarakat NTT untuk bangkit lebih cepat, manakala bangsa-bangsa lain masih bergumul keras mengatasi ancaman virus ini. Kita harus tetap fokus melawan musuh endemik, yang sekian lama membelenggu kita, yaitu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, dengan sungguh-sungguh memanfaatkan segala kekayaan sumberdaya yang kita miliki,” tegasnya.

Viktor Laiskodat mengingatkan untuk persiapan pariwisata dengan dukungan peternakan, pertanian, perikanan dan produksi kelautan. Juga persiapkan berbagai produk kerajinan, dukung industri kecil dan mikro yang ada, agar saat pandemi ini berakhir, produk-produk NTT sudah berhasil menjangkau berbagai pasar, dan NTT dapat membuktikan diri sebagai salah satu daerah yang cepat pulih dan bangkit menjadi lebih baik.

“Selama pandemi ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT tetap berusaha untuk bekerja produktif, dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang,” papar Viktor Laiskodat.

Pada kesempatan tersebut, Viktor Laiskodat juga menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di Provinsi NTT, seperti di bidang kesehatan, pada awal tahun telah terjadi wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) hampir seluruh Wilayah, dengan total penderita pada tahun 2020 sejumlah 5.949 jiwa, dan kematian mencapai 59 jiwa dan pada tahun 2021 ini, sampai dengan bulan Juli 2021 kecenderungan terjadi penurunan, dimana total penderita DBD sejumlah 1.328 jiwa, dan kematian mencapai 9 jiwa.

“Kita bersyukur, melalui kerja sama penanganan antara pemerintah dan masyarakat, maka kasus DBD dapat diatasi. Namun yang perlu menjadi perhatian dan pembelajaran bersama, bahwa karakter DBD sudah berubah seiring perubahan iklim, di mana kasus DBD tidak bersifat musiman hanya pada bulan Oktober-Desember saja, tetapi dapat terjadi sepanjang tahun. Dengan demikian, tindakan pemberantasan DBD ini harus tetap dilaksanakan secara masif dan terus-menerus,” ujarnya mengingatkan.

Selain DBD yang banyak menimbulkan korban jiwa, kata Viktor Laiskodat, pihaknya juga dihadapkan pada keadaan darurat wabah Covid-19. Berbagai macam cara promosi, pencegahan, penanganan, perawatan dan rehabilitasi kesehatan dilakukan oleh Pemprov NTT, dengan membentuk Gugus Tugas Covid-19, serta memberdayakan tiga rumah sakit utama rujukan Covid-19, yaitu RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang, RSUD Dr. T. C. Hillers Maumere dan RSUD Komodo Labuan Bajo, serta delapan rumah sakit first line rujukan di delapan kabupaten dan 11 rumah sakit second line rujukan di delapan kabupaten/kota.

“Selain itu, kebijakan refocusing dan realokasi anggaran, diambil untuk menanganani covid-19. Semua komponen terus bekerja simultan serta bersinergi dari waktu ke waktu, termasuk kerja sama dan koordinasi yang dilaksanakan oleh Tim Gugus Tugas Provinsi dan Tim Satuan Tugas Kabupaten/Kota beserta unsur TNI-POLRI,” tegasnya.

Diakui Viktor Laiskodat, para Pemimpin Umat dan Lembaga Keagamaan serta kerja keras dan tulus para tenaga medis, perawat, bidan dan tim teknis lainnya untuk bersama bekerja, dan bekerja sama memerangi Pandemi Covid-19 di Provinsi ini.

“Hal lainnya yang tetap menjadi perhatian serius kami, yakni upaya mengatasi permasalahan gizi, dengan menekan jumlah balita stunting, wasting dan underweight melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), dan balita KEK di 22 Kabupaten/Kota,” jelas Viktor Laiskodat.

Pihaknya juga telah menetapkan delapan Aksi Konvergensi dengan 25 indikator komposit, di antaranya terdiri dari indikator gizi spesifik dan sensitif yang digunakan untuk analisa penyebab stunting hingga tingkat desa, termasuk perawatan anak-anak gizi buruk, imunisasi, air bersih dan sanitasi serta akses ke PAUD.

“Upaya-upaya ini cukup efektif menurunkan prevalensi balita stunting dari 35,4 persen pada 2018 menjadi 30 persen pada Tahun 2019 dan 24,20 persen pada tahun 2020 serta konsisten penurunan 23,20 persen, berdasarkan data stunting periode pertama bulan Februari Tahun 2021. Namun, ke depan masih diperlukan kerja sama antara pemerintah, pemangku kepentingan terkait dan masyarakat untuk penurunan yang lebih signifikan dan berkelanjutan,” tambah Viktor Laiskodat.

Parameter lainnya berkaitan dengan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, aku Viktor Laiskodat, yakni mengurangi kasus kematian ibu dan bayi di NTT.

“Kasus kematian ibu pada Tahun 2021 kondisi bulan Juli terdata sebanyak 70 kasus, dan mengalami selisih penurunan 62 kasus dibanding Tahun 2020 sebesar 132 kasus. Begitupun dengan kasus kematian bayi pada Tahun 2021 kondisi bulan juli terdata 431 kasus, atau berkurang 415 kasus dibandingkan Tahun 2020 sebesar 846 kasus,” kata Viktor Laiskodat.

Viktor Laiskodat juga memaparkan keberhasilan dan upaya-upaya yang terus dilakukan dalam bidang lain, seperti Bidang pariwisata, Bidang Pertanian, Bidang Peternakan, Bidang Kelautan dan Perikanan, Bidang Infrastruktur. (*/iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *