Kondisi dan Musim Mempengaruhi Ketersediaan Air di Kota Kupang

by
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Kupang, Elvianus Wairata saat membuka kegiatan FGD

BERITABUANA.CO, KUPANG – Kondisi dan Musim yang terjadi, sangat mempengaruhi ketersediaan air di wilayah Kota Kupang.

Hal itu diungkapkan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Kupang, Elvianus Wairata saat membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) penyusunan rencana pengelolaan sumber daya air berbasis konservasi tanah dan air tahun 2021, di aula Rujab Wali Kota Kupang, Kamis (25/3/2021).

“Kondisi wilayah Kota Kupang merupakan daerah berbatuan dan kering, oleh karena musim kemarau lebih panjang daripada musim hujan, jelas sangat mempengaruhi ketersediaan air,” tegas Ely Wairata.

Diakui Ely Wairata, saat musim kemarau sumber-sumber mata air mengalami penurunan debit air yang drastis. Sementara di musim hujan sering terjadi banjir, oleh karena besarnya air larian akibat hujan dengan intensitas tinggi yang turun dalam waktu yang pendek.

“Fenomena ini salah satunya dipengaruhi oleh merosotnya kemampuan daerah resapan air, dalam menampung dan menyimpan air,” ujarnya.

Disamping itu, tambah Ely Wairata, dipengaruhi dengan faktor-faktor lainnya, seperti merosotnya luas kawasan hutan di bagian hulu, perluasan areal permukiman dan rendahnya kawasan ruang terbuka hijau.

“Di Kota Kupang sendiri terdapat 6 Daerah Aliran Sungai (DAS), yang 5 diantaranya berhulu di Kabupaten Kupang dan hanya 1 DAS yang hulu-hilir nya dalam wilayah Kota Kupang,” terangnya.

Hal inilah, kata Ely Wairata, yang menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, dalam mencari solusi, terkait pengelolaan sumber daya air, termasuk ketersediaan air pada zona permukaan air tanah di daerah aliran sungai yang ada di Kota Kupang.

Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kota Kupang, Maria Magdalena Detaq dalam laporannya menyampaikan, kegiatan FGD ini untuk memetakan isu-isu dan program strategis, serta keterlibatan multi stakeholder dalam pelaksanaan Konservasi Air dan Tanah (KAT) dari hulu hingga hilir.

“Melalui FGD ini dapat mendorong pihak-pihak yang berotoritas, baik pusat, provinsi dan daerah otonomi untuk mengambil keputusan, dalam melaksanakan rencana program KAT bagi Kota Kupang, dengan menggunakan DAS sebagai unit analisis,” tambahnya.

Selain Dirjen Pengendalian DAS dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, nara sumber dalam FGD tersebut antara lain Kepala Balai Wilayah Sungai NT II, Agus Sosiawan, Kepala Balai PDASHL Benenain – Noelmina Kupang, Halim Majid, Perwakilan Bappelitbangda Provinsi NTT, Sherly Willa Huky, serta perwakilan dari Forum DAS NTT, Ludji Mikael Riwu Kaho. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *