Musium: Refleksi Atas Apresiasi Koleksi Hingga Literasi Bagi Humanisme

by
Brigjen Pol. CDL

MUSIUM seringkali dianggap sebagai tempat barang lawasan atau kuno. Sebenarnya bukan semata mata sebagai wadah artefak atau bendawi melainkan juga wadah penananaman nilai nilai bagi hidup dan kehidupan manusia, perjuangan dan karya karyanya.

Secara garis besar musium setidaknya menjadi tempat :

1. Pemberian apresiasi atas perjuangan dan karya karya sang maestro atau bagi siapa saja yang menorehkan tinta emas atas hidup dan kehidupan maupun karya karyanya.
2. Sebagai pusat studi atas hidup karya sang maestro ataupun sejarah hingga pengembangan seni dan budaya maupun peradaban
3. Menjadi ruang dialog dalam sharing pengetahuan informasi dan komunikasi seni
4. Memberikan inspirasi dan literasi seni budaya
5. Wadah pembinaan komunitas seni budaya
6. Art shop dan galeri seni
7. Menjadi tempat melahirkan maestro maestro baru di bidang seni budaya

Musium bukan sekedar tempat yang tangible melainkan juga yang untangible. Belajar dari musium akan banyak hal yang dpat dikembangkan dari inspirasi, imajinasi kreasi hongga penyerapan nilai nilai humanisme.

Penataan musium tentu tdk sebatas time line melainkan menunjukkan apa makna di balik benda atau karya. Imajinasi interpretasi sbg pemaknaan bisa saja berbeda satu sama lainnya. Variasi variasi interpretasi merupakan kemampuan dari pendekatan atau sudut pandang melihatnya.

Musium sebagai ruang apresiasi ini sbg refleksi atas sebuah peradaban. Penghargaan kepada manusia hidup dan perjuangannya. Bung Karno mengatakan jasmerah (jangan sekali kali melupakan sejarah).

Penghargaan merupakan kepekaan kepedulian bahkan bela rasa bagi hidup tumbuh dan berkembagnya peradaban. Apa yang menjadi koleksi ini merupakan pusat studi untuk kegiatan ilmiah hingga ngalap berkah.

Penyaluran energi atas seni budaya peradaban hingga nilai nilai luhur bisa ditransformasikan. Pengembangan seni budaya memerlukan dialog dalam konsep dialektika maka apa yang ada di dalam musium menjadi suatu tesa yang dapat dikaji anti tesanya serta menemukan sintesanya.

Mungkin juga pd sharing pengetahuan, pemahaman dan pemaknaan akan seni budaya peradaban perjuangan bagi hidup dan kehidupan dapat ditumbuh kembangkan.

Musium bagai mata air penyegar yang tiada habisnya, musiumpun dinamis bukan statis yang terus mengikuti perkembangan hidup dan kehidupan manusia.

Musium akan menjadi sarana menstimuli inspirasi melalui rekreasi dalam dialog literasi. Tak kalah pentingnya musium sebagai pembinaan komunitas yang akan saling mendialogkan satu sama lainnya terus menggerakkan memberdayakan menginspirasi bahkan mungkin juga memberi solusi. Musium selain bagi literasi dialog dan pusat studi ini juga menjadi sumber daya melalui produksi yang bisa mendukung pariwisata.

Musium dalam pendekatan pariwisata menjadi sangat komprehensif yang pendekatannya holistik atau sistemik. Religi seni tradisi hobi komuniti hingga teknologi mampu terserap dan terpancar dr musium. Peradaban manusia sangat luar biasa. Sarat makna dalam berbagai gejala dan fakta melalui fenomena suatu peradaban baik yang telah terjadi di masa kini maupun di masa yang akan datang.

*Brigjen Pol. CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *