Temuan Bongkahan Batu, Kades: Gegabah dan Terlalu Dini Viralkan Temuan Situs Purbakala

by
Warga tengah berada di lokasi temuan batu yang di duga situs Purbakala di Kp.Parabonpojok-Pasir Sumbul Desa Ciloto, Kec.Cipanas.

BERITABUANA.CO, CIANJUR – Temuan bongkahan batu yang diduga mengandung nilai sejarah di Kp. Parabonpojok-Pasir Sumbul Lebak, di wilayah Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas viral di medsos, menggegerkan masyarakat Cianjur

Menurut Kepala desa Ciloto terlalu dini untuk diviralkan pasalnya berita itu belum akurat kebenarannya dan perlu penelusuran lebih lanjut, karena mitos di masyarakat pun tidak mencuat.

“Sangat disayangkan belum apa-apa sudah dideklarasikan oleh pihak luar, akhirnya resahkan masyarakat. Kejadian viral ini mungkin ada aktornya di balik itu,” tandas Marwan Kades Ciloto-Cipanas saat dihubungi, Sabtu (20/6/2020)

Menurut Kepala Desa Ciloto, temuan yang diklaim sebagai situs purbakala tersebut dilakukan oleh Tim napak tilas Museum Prabu Siliwangi (TMPS) dari Sukabumi (Selasa 18/6), disertai sejumlah jurnalis ke obyek yang berada di kawasan TNGGP yang kini dikelola CV LPS/Alenka, seluas 2 hektar.

Atas viralnya berita di medsos termasuk youtube itu pihak desa sangat kecewa lantaran tergesa-gesa memposting tanpa prosedur maupun koordinasi atau menggali informasi ke sesepuh warga setempat maupun kepada pemerintahan.

“Pihak TMPS ke desa hanya melayangkan sebatas surat jenis proposal,”ujar Kades

Kades mengaku, sepengetahuannya lokasi tersebut merupakan viewr campingground sudah berjalan dua tahun dan sering dikunjungi pecinta alam. Terkait adanya situs purbakala, pihaknya tengah menelusuri informasi yang masuk.

“Saat ini informasi masih simpang siur, misalnya, adanya laporan kegiatan ritual, adanya penggalian dan pemindahan batu,” tukasnya.

Pegiat budaya lokal Tim Sabaleweung
bersama Tim Pegiat Lingkungan hidup dan konservasi alam DPC Hipakad Cianjur menelusuri ke lapangan dan bertemu dengan Marta (60) salah seorang warga Kp.Parabonpojok yang mengaku dari kecil bermukim hingga bercocok tanam di kawasan tersebut.

Menurutnya, bongkahan-bongkahan batu itu asal dari bentengan tebing yang longsor beberapa waktu lalu hingga berserakan, lalu ditata sebagai pelengkap area Campinggroud, “batu besar relatih pipih ditata gunanya untuk ngaso (tempat duduk istirahat) dan sesi foto-foto pengunjung,” terang Marta melalui Tim Sabaleuweung.

Temuan yang disertai penggalian dan pemindahan bebatuan sangat disayangkan, karena daerah itu resapan air yang masuk pada wilayah hutan lindung.

“Alangkah indahnya jika kegiatan itu didasari prosedur dan koordinasi. Juga mencari informasi dari sesepuh warga setempat, jangan langsung di viralkan” ujar Poroy dari Tim pegiat lingkungan hidup DPC Hipakad Cianjur. (Ys)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *