Politisi PKS Ini Mengaku Belum Melihat Fisik RUU Omnibus Law Cipta Kerja

by
Diskusi Forum Legislasi dengan tema "Kesiapan DPR Bahas Omnibus Law RUU Ciptaker". (Foto : Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani mengaku belum menerima dan belum melihat isi dari draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja yang telah diterima Pimpinan DPR RI dari Pemerintah.

“Kalau kita bicara tentang RUU Omnibus Law Cipta Kerja, fisiknya sendiri kita belum terima, belum lihat, kalau bicara tentang drafnya. Mungkin kalau pimpinan sudah menerima, tapi kan tadi disampaikan juga itu belum sampai ke Baleg (Badan Legislasi) DPR, karena belum juga didistribusikan ke faksi-faksi,” kata Netty berbicara dalam diskusi Forum Legislasi bertema “Kesiapan DPR Bahas Omnibus Law RUU Ciptaker” di Media Center Gedung Nusantara III DPR RI,
Selasa (3/3/2020).

Jadi, lanjut Netty memang satu catatan kalau ‘nggak ada api, pasti nggak ada asap’. Dia sendiri belum mengetahui draf yang beredar yang mana, kemudian menjadi catatan kritis dari teman-teman Serikat Pekerja.

“Tetapi saya ingin mengatakan bahwa selama ini kan memang relasi buruh dengan pemerintah ini fluktuatif ya. Artinya kalau kemudian adanya RUU Omnibus Law Cipta Kerja ini kemudian disikapi seperti itu oleh buruh, menurut saya memang masih ada kewajaran. Kenapa ? Karena pernah juga kejadian di 2006 itu kan ketika Serikat pekerja teman-teman buruh menolak revisi undang-undang nomor 23 tahun 2003,” bebernya.

Artinya, menurut Netty, kalau kemudian mereka para buruh bersikap seperti itu, dia menganalogikan sebagai mitigas, dalam arti ketika nanti pimpinan akan menyerahkan ke Baleg, sebaiknya fraksi-fraksi betul-betul mencermati mana yang dikhawatirkan oleh teman-teman Serikat Pekerja dan mana yang sebetulnya keinginan pemerintah dalam rangka ingin membangun transformasi struktural.

“Kemudian juga memperbaiki iklim investasi, yang tentunya jangan sampai mendegradasi kehidupan dan kesejahteraan buruh. Itu kan prinsipnya begitu. Jadi artinya, gimana caranya agar kekhawatiran buruh ini, kalau kata temen-temen milenial nggak lebay, tapi betul-betul bisa dikawal,” ujarnya. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *