Oleh: Asep Dahlan*
DIBALIK kemudahan meminjam uang melalui aplikasi pinjaman online (pinjol), baik yang legal, apalagi yang ilegal alias di luar pengawasan Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada bahaya yang mengintai. Tahun 2024 menjadi saksi kelam bagi banyak masyarakat Indonesia yang terjebak dalam pinjol. Karena dibalik kemudahan aksesnya, pinjol menyisakan dampak tragis: utang yang terus membengkak, intimidasi kejam dari debt collector, hingga kasus bunuh diri yang mengejutkan publik.
Pinjol ‘Solusi Cepat’ yang Menghancurkan Hidup
Slogan-slogan menggoda seperti “Dana cair dalam hitungan menit!” berhasil menjebak ribuan orang. Dari iklan yang berseliweran di media sosial (medsos), hingga notifikasi menggoda di ponsel, pinjol menjanjikan solusi instan untuk kebutuhan finansial. Namun realitasnya sangat jauh berbeda, karena ada fakta ‘mengerikan’ dibalik pinjol, seperti bunga selangit yang dalam waktu singkat, utang kecil bisa berlipat ganda hingga tak terbayar.
Belum lagi teror psikologis yang dilakukan pemberi hutang lewat pihak ketiga yang disewanya, yakni debt collector yang kerap menggunakan ancaman, bahkan menyebarkan data pribadi peminjam ke orang terdekat. Selain itu, para peminjam atau debitur bisa terjerat masuk lingkaran utang tanpa akhir, karena sekali terjebak, sulit untuk keluar.
Biasanya mereka yang terjebak pinjol, tidak hanya akibat kebutuhan hidup mendesak, tetapi ada juga yang ingin menunjukan kalau mereka ingin memiliki gaya hidup mewah yang sebenarnya tidak diperlukan. Padahal, optimisme berlebihan bahwa ‘nanti bisa bayar’, justru memperparah kondisi yang berujung tidak mampu membayar utang-utang mereka alias gagal bayar (galbay).
Ketika kenyataan tak sesuai harapan, tekanan psikologis melumpuhkan, meninggalkan luka mendalam, dan dalam beberapa kasus, berujung pada keputusan tragis. Ini bukti nyata kisah-isah tragis yang dialami sebagian masyatakat kita, akibat pinjol.
1. Keluarga di Ciputat, Tangerang Selatan
Ditemukan tak bernyawa di rumah mereka. Utang pinjol menjadi penyebab utama, meninggalkan trauma mendalam bagi tetangga dan kerabat.
2. Tragedi di Penjaringan, Jakarta Utara
Empat anggota keluarga melompat dari lantai 22 apartemen mereka. Dugaan kuat mengarah pada tekanan psikologis akibat utang pinjol.
3. Ibu Muda di Lombok
Seorang ibu muda gantung diri di rumahnya. Pesan terakhirnya mengungkapkan bahwa ia tak tahan lagi menghadapi teror pinjol.
4. Kasus Kediri yang Menggemparkan
Satu keluarga mencoba mengakhiri hidup mereka bersama. Anak kecil menjadi korban tak bersalah dari jeratan utang orang tuanya.
Literasi Keuangan Senjata Melawan Jeratan Pinjol
Fenomena ini membuktikan pentingnya edukasi finansial di masyarakat. Banyak yang terjebak karena tak memahami risiko pinjol, atau memilih solusi cepat tanpa memikirkan dampaknya. Hal-hal yang harus dipahami masyarakat, yakni jangan mudah tergiur ‘janji-janji manis pemilik jasa pinjol. Alangkah baiknya, kita sebelum memutuskan untuk memanfaatkan jasa pinjol berpikir matang-matang sebelum mengambil pinjaman.
Pastikan juga jasa pinjol yang akan kita manfaatkan terdaftar di OJK atau tidak alias ilegal. Masyarakat juga perlu mengelola keuangan dengan bijak, karena tidak semua kebutuhan mendesak harus diselesaikan dengan pinjaman.
Pemerintah Harus Bertindak Tegas!
Selain perlunya literasi, tentunya dibutuhkan regulasi yang lebih ketat dari pemerintah, untuk melindungi masyarakat dari praktik predatoris pinjol ilegal. Selain itu, penyediaan layanan bantuan dan pengaduan bagi korban sangat diperlukan untuk memberikan dukungan moral dan solusi nyata bagi mereka yang terjebak.
Fenomena ini adalah pengingat pahit, namun juga peluang untuk bangkit bersama. Dengan meningkatkan literasi keuangan dan membangun kesadaran kolektif, kita bisa menciptakan masa depan di mana jeratan pinjol bukan lagi momok menakutkan.
Jika Anda menghadapi masalah serupa, jangan menyerah atau mengambil keputusan ekstrem. Konseling dapat menjadi solusi untuk membantu meringankan beban pikiran Anda. Untuk mendapatkan layanan kesehatan mental atau berbagai alternatif konseling, kunjungi www.dahlanconsultant.com. Insya Allah, masalah Anda akan menemukan jalan keluar.
“Mari berhenti berutang, mulai berinvestasi dalam hidup yang lebih baik!” ***
* Penulis adalah Konsultan Keuangan dan pendiri DahlanConsultant.