BERITABUANA.CO, KUPANG – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) bekerja 24 jam, bahkan hari libur pun tetap melayani perekaman E-KTP.
Demikian diungkapkanPlh. Sekertais Dukcapil Provinsi NTT, Michael Pareira saat media gathering di kantor KPU Provinsi NTT, Sabtu (19/10/2024) sore.
“Kami masih terus melakukan perekaman, dibantu aparat kepolisian di desa/kelurahan dan kecamatan di NTT,” ujar Michael Pareira.
Dikatakan Michael Pareira, untuk perekaman E-KTP sendiri dari progres yang ada di minggu kedua bulan Oktober 2024, sudah mencapai 96 persen dari total 3.825.788.
“Sisanya sebanyak 178.695 yang menunggu proses perekaman hingga 27 November 2024. Sehingga perlu kerja keras,” ujar dia.
Michael Pareira mengakui, kendala yang dihadapi hanya dua, yakni letak geografis NTT sebagai daerah kepulauan, dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memiliki E-KTP.
“Letak geografis itu sangat menentukan pencetakan ini. Contoh kasus warga yang berdomisili di Pulau Semau, mereka harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk sampai ke Oelamasi Kabupaten Kupang,” kata Michael Pareira.
Dan menjawab persoalan tersebut, jelas dia, Dukcapil kabupaten melakukan jemput bola, dengan mendatangi langsung masyarakat di kecamatan-kecamatan dalam beberapa bulan terkait.
“Demi suksesnya Pilkada, Dukcapil lakukan jemput bola. Dan hasilnya cukup memuaskan, data perekamannya sudah sampai pada jumlah yang diinginkan.
Kendala lainnya, ungkap Michael Pareira, terkait kesadaran masyarakat itu sendiri, yang masih sangat kurang akan pentingnya E-KTP.
“Contohnya, waktu bencana Seroja ada bantuan untuk masyarakat yang memiliki usaha UMKM. Petugas Dukcapil tidak pulang, bahkan sampai tidur di kantor. Karena kantor kami di segel, masyarakat berbondong-bondong datang memohon untuk dibuatkan E-KTP elektronik, karena ada uang Rp 2 juta yang akan mereka dapatkan dari Kementrian Koperasi RI,” paparnya.
Menurut Michael Pareira, ini sebenarnya fenomena kesadaran masyarakat, dimana mereka selama ini. Setelah ada bantuan mendesak, baru menuntut Dukcapil untuk bekerja.
“Bukan kami tidak melayani, kantor kami terbuka 24 jam untuk melayani. Tapi begitu ada tuntutan mendesak, baru mereka datang untuk mengurus E-KTP,” tandas Michael Pareira. (iir)