Dishub Depok akan Tata Ulang Trayek Angkot

by
Kadishub Kota Depok Zamrowi (foto: ist)

BERITABUANA.CO, DEPOK – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, akan melakukan penataan ulang (rerouting) trayek angkutan kota (angkot).

Langkah tersebut, diharapkan mampu menarik kembali minat warga untuk menggunakan angkot, sebagai pilihan transportasi yang nyaman dan terjangkau.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok Zamrowi, mengungkapkan, dari 22 trayek angkot yang ada, hanya 14 trayek yang masih beroperasi, sementara 8 trayek lainnya sudah tidak aktif.

“Trayek yang sudah tidak beroperasi di antaranya D 15 jurusan Terminal Depok – Simpangan Limo, D 21 Terminal Sawangan – Duren Seribu,” paparnya, Selasa (1/10)2024).

Kemudian D 25 Bedahan Curug – BSI, D 26 Terminal Sawangan – Citayam, D 27 Perum Arco – Pondok Cabe Udik, D 35 Pasligunung – Pangkalan Sugutamu, D 35A Palsigunung – Cisalak, dan D 17 jurusan Jatijajar – Tapos – Cibubur,” beber Zamrowi.

Zamrowi melanjutkan, untuk trayek yang masih beroperasi, yakni D 01 Terminal Depok – Depok dalam, D 02 Terminal Depok – Depok Timur, D 03 Terminal Depok – Parung, D 04 Terminal Depok – Kukusan, D 05 terminal Depok Bojong Gede.

“Kemudian D 06 Terminal Depok – Pasar Cisalak, D 07 Terminal Depok – Rawa Denok, D 07A Terminal Depok – Citayam, D 08 Terminal Depok – Kampung Sawah, D 09 Terminal Depok – Studio Alam,” jelasnya.

Selanjutnya D 10 Terminal Depok – Parung Serab – Kampung Sawah, D 11, Terminal Depok – Palsigunung, 107 Pasar Cisalak – Leuwinanggung dan 69 Pasar Cisalak – Pekapuran – Leuwinanggung.

Menurut Zamrowi, penyebab utama merosotnya jumlah angkot yang beroperasi adalah, semakin rendahnya minat masyarakat menggunakan angkot.

Hal tersebut, tidak lepas dari hadirnya transportasi online, yang dinilai lebih nyaman dan praktis.

“Kenyamanan angkot sudah jauh berkurang, sementara masyarakat lebih memilih transportasi yang langsung bisa diakses dari depan rumah, cepat dan murah seperti transportasi online,” urainya.

Selain itu, permasalahan akses juga menjadi salah satu faktor penurunan penggunaan angkot.

Pasalnya, masyarakat kini cenderung memilih moda transportasi yang lebih cepat dan lebih mudah diakses, yang sering kali tidak bisa dipenuhi oleh angkot.

Ia mengatakan, data menunjukkan, performa angkot di Depok memang mengalami penurunan yang cukup signifikan, terutama berdasarkan faktor muat (load factor).

“Rata-rata, faktor muat angkot di Depok hanya mencapai 24,85 persen,” ungkapnya.

Artinya, setiap kali beroperasi, angkot hanya terisi sekitar 24,85 persen dari kapasitas maksimal 12 penumpang.

Zamrowi mengutarakan, trayek dengan tingkat keterisian tertinggi adalah trayek D 02 (Terminal Depok – Depok Timur) dengan load factor sebesar 31,21 persen.

Urutan kedua, trayek D 03 (Terminal Depok – Parung), memiliki faktor muat 30,61 persen, disusul trayek D 05 (Terminal Depok – Citayam – Bojong Gede) dengan 28,03 persen.

Sebaliknya, trayek-trayek lainnya menunjukkan tingkat keterisian penumpang yang rendah, berkisar antara 20 persen hingga 26 persen.

Selain faktor muat, waktu tempuh rata-rata setiap trayek juga bervariasi, seperti trayek D 02 (Terminal Depok – Depok Timur) memiliki waktu tempuh terlama, mencapai 47 menit.

Sementara trayek tercepat adalah D 01 (Terminal Depok – Depok Dalam), dengan waktu tempuh rata-rata 36 menit.

Kecepatan rata-rata angkot di Depok berkisar antara 11,63 km/jam hingga 15,16 km/jam, mencerminkan adanya variasi dalam efisiensi operasional masing-masing trayek.

Melihat kondisi itu, Dishub Kota Depok berencana melakukan kajian untuk penataan ulang trayek angkot.

Kajian itu dilakukan, dengan menganalisa kebutuhan masyarakat terhadap angkot, agar trayek-trayek angkot bisa lebih relevan dengan asal dan tujuan penumpang.

“Kami akan menganalisa pola perjalanan masyarakat untuk memahami asal dan tujuan mereka, serta menentukan trayek yang lebih efisien. Dengan cara ini, kami berharap angkot bisa kembali diminati oleh masyarakat,” jelas Zamrowi.

Lebih lanjut, berdasar kajian juga diharapkan bisa membantu meningkatkan jumlah penumpang angkot dan mencegah penutupan lebih banyak trayek.

Meski, angkot tengah menghadapi persaingan ketat dengan moda transportasi lain seperti ojek online dan BISKITA Trans Depok.

“Kami berharap, langkah ini bisa menjadi solusi agar angkot tetap bisa bertahan dan berfungsi sebagai moda transportasi yang terjangkau bagi masyarakat Depok,” pungkasnya. (Rki)