BERITABUANA.CO, JAKARTA – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Persero, sedikitnya membutuhkan 70 Armada dari 26 kapal penumpang yang ada saat ini untuk memenuhi permintaan pengguna jasa yang tersebar di seribu lebih pulau yang harus disinggahi.
“Sejatinya memang Pelni itu membutuhkan 70 lebih armada dari 26 kapal penumpang yang ada saat ini, sebagaimana banyak permintaan pengguna jasa kapal penumpang di wilayah Indonesia Timur hingga saat belum terpenuhi,’ ujar Dirut PT Pelni, Tri Andayani dalam Talkshow ”Peluang dan Tantangan Pelni: Menjawab Antara Kebutuhan & Keinginan Pelanggan Di Era Media Sosial” di Jakarta, Kamis (1/8/2024) sore hingga jelang magrib di Hotel Hilton.
Belum terpenuhinya permintaan pengguna jasa itu, menurut Anda, sapaan akrab Tri Andayani, karena pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan sejak 10 tahun terakhir belum mengalokasikan pemesanan penambahan kapal penumpang baru. “Tepaksa diandalkan 26 kapal yang sudah berusia 30 tahun lebih untuk memenuhi permintaan pengguna jasa. Itupun pada masa doking ada beberapa kapal yang tidak berlayar,” tuturnya.
Namun demikian, jelas Anda, Pelni berusaha memenuhi permintaan pengguna jasa disetiap daerah rute pelayaran yang disinggahi. Setidaknya, di akhir tahun 2023 Pelni telah melayani penumpang sebanyak 5,3 juta. Sedangkan pada semester satu tahun ini penumpang sudah diangkut sebanyak 2,6 juta penumpang.
“Saya proyeksikan di akhir tahun ini bisa mencapai 5,4 sampai 5,5 juta penumpang dikarenakan kita nanti kan juga ada Nataru (Natal dan Tahun Baru),” ungkap Anda, seraya optimisme proyeksi yang ditargetkan lantaran semakin banyaknya minat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi laut.
Untuk itu, tambah Anda, ia meminta kebijakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memperbolehkan memuat melebihi kapasitas penumpang kapal yang tersedia hingga 150%. Permintaan itu diajukan, mengingat memang jumlah permintaan atau demand dari masyarakat untuk berpergian dengan moda transportasi laut saat ini sangat besar atau sangat tinggi.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Capt. Antoni Arif Priadi mengakui adanya keterbatasan armada kapal Pelni untuk memenuhi masyarakat yang berada di wilayah timur, khususnya di daerah Pupua Barat, provinsi yang memiliki pulau paling banyak di Indonesia.
Menurutnya, keterbatasan jumlah armada yang dimiliki Pelni memang perlu menjadi perhatian pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan. “Kendalanya, disamping anggaran APBN yang terbatas, harga satu kapal mencapai Rp1,5 triliun, ditambah tenor pembayaran cuma lima tahun, sedangkan di Jepang tenornya bisa mencapai 20 tahun,” ungkap Dirjen Capt. Antoni.
Namun demikian, tambahnya, dengan adanya kapal perintis dari Kemenhub yang dioperasikan Pelni sedikit banyak permintaan pengguna pengguna jasa kapal laut bisa terpenuhi untuk menyinggahi rute wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP) serta kawasan Indonesia Timur.
Menhub Budi Karya Sumadi dalam closing time acara talkshow itu menyampaikan bahwa kawasan 3TP selalu menjadi prioritas negara. Di tahun ini, pemerintah telah memberikan subsidi angkutan perintis sebesar Rp4,1 triliun, dengan Rp1,87 triliun untuk transportasi laut perintis. Dengan itu diharapkan dapat memberikan layanan perintis yang lebih baik kepada masyarakat.
“Saya berharap Pelni dapat meningkatkan konektivitas antar pulau sebagai wujud hadirnya negara dalam menyediakan moda transportasi laut, sehingga dapat menciptakan efisiensi biaya moda transportasi laut dari pulau-pulau 3TP menuju kota pelabuhan yang lebih besar,” tambah Menhub. (Yus)