Dukung Prabowo-Gibran, Elaktabiltas Gelora Capai Angka 3 Persen

by
Ahli Peneliti Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro. (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Temuan survei terbaru lembaga Survei and Polling Indonesia (Spin) menunjukkan elektabilitas Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, salah satu partai pendukung paslon 02 yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), mengalami peningkatan elektabilitas yang signifikan, yakni diangka 3 peren menjelang hari pencoblosan pada 14 Februari 2024 nanti.

Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Siti Zuhro berbicara dalam Gelora Talk bertajuk ‘Menanti Kejutan Partai Baru pada Pemilu 2024’ , Rabu (7/2/2024) petang, mengakui jika capaian Partai Gelora dalam perpolitikan di Indonesia saat ini luar biasa.

Pengelolaan manajemen organisasi Partai Gelora, menurut Siti, sangat modern karena bukan bertumpu pada permodalan, tapi ditekankan pada kualitas seperti Parti ID, sehingga ada rasa saling memiliki diantara kader partai.

“Saya kira Partai Gelora akan menjadi partai modern, bukan partai dinasti, itu sudah kuno, sehingga partai politik akan menjadi showroomnya para politisi handal,” sebut dia lagi.

Bahkan, ia yakin Partai Gelora akan menjadi partai yang paling matang ke depannya dalam membangun infrastruktur partai, apalagi dikuatkan dengan program pendidikan Wajib Belajar 16 tahun.

“Saya senang Partai Gelora ini pro pendidikan, meskipun bentuk partainya religius nasionalis. Tapi saya sarankan agar Partai Gelora perlu ada benchmark baru seperti misalnya Golkar. Infratruktur yang terbangun sudah bagus, meski ceruk Golkar diambil dan partainya beranak-pinak, tetap nomor 2 atau 3,” katanya.

Siti Zuhro optimistis Partai Gelora akan lolos ke Senayan, meskipun persyaratan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) 4 persen bagi partai baru tidak mudah. Namun, dengan ketokohan Anis Matta dan Fahri Hamzah, elektabilitas Partai Gelora naik terus.

“Syarat untuk lolos ambang batas yang 4 persen itu ada tiga syarat. Pertama adalah ketokohan, karena masyarakat Indonesia suka mengikuti tutur dari pimpinan. Kedua adalah segmen basis massa yang jelas, dengan ideologi Pancasila,” tuturnya.

Adapun syarat ketiga adalah modal. Namun, meski Partai Gelora memang tidak punya modal besar, tetapi komunikasi politik yang dilakukan Partai Gelora sangat efektif, bukan sekedar memberikan janji palsu kepada masyarakat.

“Ini yang harusnya dilakukan partai kita agar masyarakat tidak minta uang terus, sekarang saatnya mengubah organisasi partai, menjadi partai modern seperti yang dilakukan Partai Gelora, kualitasnya dulu dibangun, ini luar biasa,” tambahnya lagi.

Sebelum menjadi partai, kata Siti Zuhro, pendirian Partai Gelora sudah disiapkan terlebih dahulu melalui sebuah organisasi masyarakat (ormas) bernama Gerakan Arah Baru Indonesia atau Garbi, seperti halnya ormas NasDem milik Partai NasDem.

“Sekarang bagi Partai Gelora tinggal memetakan ceruk-ceruk dukungannya melalui benchmark. Agar kehadirannya memberikan makna kebaruan, di terima oleh pemilih muda, untuk mengantiisipasi bonus demografi. Benchmark ini misalnya, ketika nanti sudah duduk di Legislatif, Partai Gelora tidak akan diam saja melihat kesulitan masyarakat ketika barang-barang naik dan seterusnya,” tegas Siti Zuhro. (Ery)