Dirjen Imigrasi: Mentan Syahrul Yasin Limpo Belum Balik ke Indonesia

by
Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI baru Silmy Karim. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA– Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Dirjen Imigrasi Kemenkumham), Silmy Karim mengatakan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo harusnya dijadwalkan kembali dari Eropa pada 30 September hingga 1 Oktober 2023.

“Kembali lagi direncanakan tanggal 30, sampai di Indonesia tanggal 1, tetapi di situ kita sudah cek belum termonitor di sistem bahwa yang bersangkutan sudah berada di Indonesia,” kata Silmy di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Silmy menuturkan, sampai saat ini masih belum ada informasi apakah Mentan masuk daftar pencarian orang (DPO). Sebab, ia mengaku belum ada pemberitahuan resmi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Saya belum mendapat surat dari KPK berkaitan dengan usulan atau putusan terkait dengan kebutuhan salam proses penyidikan di KPK,” tuturnya.

Silmy menjelaskan, pihaknya mengetahui posisi terakhir Mentan waktu berada di Roma, Italia. “Terakhir di Roma, kita pakai data perlintasan dan kerja sama antarnegara,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengaku hingga kini masih kehilangan kontak dengan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo.

“Jadi sampai hari ini kita terus mencari keberadaan pak menteri, karena memang sampai detik ini kita belum ada kabar mengenai keberadaan pak menteri,” kata Hasnul di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/10).

Seperti diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dikabarkan menjadi tersangka kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian. Kabar penetapan Syahrul Yasin Limpo sebagai tersangka ini ramai usai tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, dan Kantor Kementan, Kamis (28/9).

“Informasi terakhir yang kami terima itu memang berbarengan dengan beberapa pejabat eselon kami (di Spanyol). Eselon I ada yg ikut 3 orang, juga ada eselon II yang ikut kunjungan kerja pak menteri, dan beberapa staf. Kembali ke tanah airnya ini memang masing-masing karena mungkin tiket juga terbatas. Akhirnya terpisah,” ujar Hasnul.(FDL87)