Panduan Bermedsos Penting Diterapkan agar Jadi Netizen Bijak

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Menjadi Netizen Yang Bijak dalam Bermedia Sosial". (Foto Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Media sosial (medsos) kini menjadi salah satu ruang masyarakat untuk berekspresi dan menyampaikan pendapat. Namun, berdasarkan Survei Digital Civility Indeks (DCI), yanng mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia, menunjukkan netizen Indonesia mendapatkan peringkat yang rendah untuk kesopanan se-Asia Tenggara.

Dosen Departemen Sosiologi FISIPOL UGM Mustaghfiroh Rahayu mengingatkan, pengguna medsos untuk berhati-hati dalam memanfaatkan gawai, dengan menjaga privasi pribadi maupun orang lain.

“Jaga privasi, berkomentarlah yang sompan, jangn curhat masalah pribadi di medsos,” kata Rahayu dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Menjadi Netizen Yang Bijak dalam Bermedia Sosial” pada Kamis (6/10/22).

Menurut dia, sangat penting memahami panduan bermedsos. Yaitu, menjaga privasi, menjaga keamanan akun, menghindari kabar bohong alias hoaks, serta sebisa mungkin menyebarkan hal yang positif.

Bagi dia, medsos memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia bila digunakan dengan baik. Namun, juga harus diingat tidak sedikit ancaman yang menyertainya.

“Memahami cara kerja dari masing-masing media sosial adalah menjadi salah satu kecakapan penting bagi warga digital,” ujarnya.

Associate Professor – Administrasi Publik UNSOED Dwiyanto Indiahono menilai, berbudaya dalam bermedsos penting diterapkan oleh netizen di Indonesia. Budaya yang dimaksudnya ialah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari−hari.

“Menjadi pelaku digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya. Pengetahuan akan hak-hak digital,” kata Dwiyanto.

Dia terud mendorong agar menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital.

“Mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital,” ujarnya.

Sementara itu, penulis dan editor Langar.co Abdul Rohim menyatakan, internet adalah anugerah, tetapi bisa menjadi bencana manakala teknologi “hanya bisa mengendalikan manusia”, tanpa jiwa-jiwa yang beretika.

Karenanya, etika hadir sebagai panduan dalam menjalani aktivitas digital. Sebab, tapa etika internet bisa jadi bencana dan bisa merusak karakter kepribadian bangsa.

“Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital,” kata Rohim. (Kds)

Catatan:

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.