Rentan Pemilih Siluman, Bawaslu Depok akan Masif Lakukan Pengawasan

by
Komisioner Bawaslu Kota Depok (foto: jrd)

BERITABUANA.CO, DEPOK – Politik uang dan pemilih siluman, masih menjadi momok saat pelaksanaan Pemilu pada tahun 2024 mendatang.

Ketua Bawaslu Depok, Luli Barlini kepada wartawan mengatakan, modus money politic (politik uang) dan ‘pemilih siluman’ masih menjadi momok yang cukup serius, untuk diawasi dalam pemilihan umum atau Pemilu 2024.

“Iya, kalau di Kota Depok itu lebih kepada politik uang, namun kalau kitanya masif juga melakukan pengawasan, itu juga bisa ditekan,” ujarnya kepada wartawan, Senin (19/9/2022).

Menurut data atau rekam jejak pada pemilu sebelumnya, kata Luli, kasus money politic itu yang paling rawan adalah di daerah-daerah perbatasan.

Selain itu, yang juga jadi sorotan Bawaslu Depok adalah, soal pemilih fiktif alias tak jelas, atau yang disebut sebagai ‘pemilih siluman’.

“Misalnya waktu di Jatijajar pemilihan suara ulang, itu kan karena ada dropping orang dari luar. Terus ada juga di Abadijaya waktu itu ya, yang tiba-tiba datang orang berbondong-bondong. Jadi memang pemilih siluman ini rentan,” katanya.

Namun dari dua modus tersebut, menurut Luli, ketimbang politik uang, hal yang paling rentan sebenarnya adalah pemilih siluman.

“Kalau politik uang kayanya kurang, karena kita sudah kota jadi lebih rasional,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, bahwa tempat pemungutan suara atau TPS rawan itu adalah wilayah-wilayah yang lokasinya berdekatan dengan perbatasan.

“Abadijaya, terus sekitaran UI, Jatijajar, Bojongsari. Jadi di ujung-ujung,” ungkapnya.

Dia menambahkan, pada tahun 2024 lebih riskan, ketimbang sebelumnya.

“Pemilu 2024 lebih resisten, karena beririsan antara pemilu, pileg, pilpres dengan pilkada. Jadi kami belum selesai nanti ada lagi pilkada,” tukasnya.

Terkait hal itu, pihaknya mengklaim telah menyiapkan berbagai strategi.

“Satu hal yang kami lakukan adalah sosialisasi harus gencar dan masif ke masyarakat Depok,” pungkasnya. (Rki)