Penerapan Teknologi di Bidang Kesehatan Terbukti Besar Manfaatnya

by
Diskusi #MakinCakapDigital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk "Penerapan TIK di Bidang Kesehatan," (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor, termasuk kesehatan. Selain mendukung layanan agar lebih efisien, manfaat TIK di bidang kesehatan juga membantu mengatasi kelangkaan tenaga medis di daerah dengan menerapkan pengobatan jarak jauh, seperti tele-medicine, tele-consultation, serta tele-radiology.

Dosen Universitas Sriwijaya Anang Dwi Santoso menyampaikan, internet telah terbukti memberikan segudang informasi kesehatan. Di sisi lain, juga bisa menimbulkan cyberchondria.

“Cyberchondria adalah kecemasan terkait kesehatan yang berhubungan dengan atau diakibatkan penggunaan internet,” kata Anang dalam diskusi #MakinCakapDigital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk “Penerapan TIK di Bidang Kesehatan,” pada Kamis (28/7/2022).

Sayangnya, lanjut Anang, tak sedikit juga dampak lain dari fenomena ini. Pertama, memburuknya kecemasan lantaran informasi kesehatan abal-abal.

Kedua, kemandirian yang terlalu ekstrem dalam menjaga kesehatan diri. Ketiga, terganggunya komunikasi antara tenaga kesehatan profesional dengan pasien.

Adapun manfaat teknologi di dunia kesehatan, diantaranya dapat membantu memudahkan pasien dalam mencari dan mengakses informasi serta pelayanan kesehatan, termasuk mempersingkat waktu tunggu pasien.

Karena, umumnya jika pasien ingin memeriksakan diri atau melakukan pelayanan kesehatan di klinik atau rumah sakit bisa mengantri hingga berjam-jam.

Kemudian, manfaat lainnya, para dokter dan tenaga medis bisa membantu dan menolong pasien tanpa harus bertemu langsung. “Apalagi di masa pandemi virus corona sekarang ini yang lebih baik tidak bertemu banyak orang lebih dulu,” ungkap Anang.

Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Indah Wenerda menambahkan, keuntungan teknologi bidang kesehatan ini bisa mempermudah Rumah Sakit (RS), klinik atau fasilitas kesehatan lainnya, dalam penyimpanan, pengelolaan dan perawatan data-data.

Layanan online yang membuat alur kerja tidak lagi sepanjang ketika melakukan pelayanan secara langsung di rumah sakit.

“Pasien bisa membuat janji online dan konsultasi di waktu yang sudah ditentukan,” kata Indah.

Sementara itu, Direktur DOTstudios.ID, Akhmad Nasir berpendapat, teknologi di bidang kesehatan juga dapat digunakan untuk sebuah gerakan atau aksi nyata. Seperti, menggalang solidaritas warga atau gerakan sosial sepanjang pandemi.

“Donor plasma konvalesen Warga bantu warga: menyediakan bahan pangan dan kebutuhan pokok bagi yang ISOMAN, Konseling online gratis untuk pendampingan,” Akhmad Nasir.

Namun, ada tantangan yang perlu diperhatikan terkait penerapan teknologi di bidang kesehatan, seperti perlindungan data pribadi pasien. Karena, saat ini masih banyak masalah.

Masalah data medis ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data HIPAA Journal AS, antara 2009-2019 telah terjadi lebih dari 3.000 kasus kebocoran data kesehatan yang melibatkan lebih dari 230 juta data medis. Modus tersering adalah peretasan memanfaatkan celah keamanan data. (Kds)

Catatan:
Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.