Era Digital, Para Orang Tua Tak Boleh Lagi Gagap Teknologi

by
Diskusi #MakinCakapDigital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk "Menjadi Orang Tua Cerdas di Era Digital". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Tugas orang tua dalam membimbing anak ketika belajar di era digital saat ini sangat penting dilakukan. Hal itu besar pengaruhnya bagi perkembangan anak dalam berbagai aspeknya.

Dosen Senior Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM, Bevaola Kusumasari menilai, di era digital ini, para orang tua tidak boleh lagi ada yang gagap teknologi (gaptek) dalam mendampingi proses belajar anak. Untuk itu, cara mendampingi anak ketika belajar harus dipahami dengan baik.

“Setiap anak memiliki gaya belajar masing-masing, orang tua diharapkan mengenal dan memahami gaya belajar anak. Sehingga memudahkan dalam mendamipinginya belajar,” kata Bevaola dalam diskusi #MakinCakapDigital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk “Menjadi Orang Tua Cerdas di Era Digital” pada Kamis (28/7/2022).

Menurut Bevaola, ada gaya belajar visual lebih disukai anak. Karena mudah menerima informasi dengan cara melihat.
“Segala hal yang menarik secara visual akan menjadi fokus dan muda dipahami,” papar dia.

Selain itu, orang tua juga perlu menyiapkan lingkungan belajar anak. Misalnya, lingkungan belajar di rumah, yang diperlu dilakukan orang tua ialah mengajarkan anak kemandirian, tata krama, dan mendampingi anak belajar.

Tak lupa, orang tua juga harus membangun komunikasi positif saat memulai. “Tanyakan kepada anak, apa yang bisa dibantu? bantulah anak untuk memahami yang harus dikerjakan,” kata Bevaola.

Sementara itu, Pandu Digital Indonesia Badge Merah, Ayu Minarti menyarankan, di era digital ini orang patut menerapkan pola asuh, seperti interaksi
stimulasi, konsistensi lembut, tenang, dalam membimbing anak.

“Harus jadi orang tua paket lengkap. Tidak gaptek, hindari bilang jangan, awasi (anak) tapi jaga privasi. Selanutnya orang tua menjadi contoh sosok suri tauladan, sahabat dan teman anak,” ujar Ayu.

Lebih lanjut, Ayu mengingatkan perang orang tua dalam mengenalkan nilai Pancasila dan toleransi dengan asik kepada anak.

“Karena keluarga adalah tempat pertama untuk bisa
memperkokoh kekuatan negara kita, agar tidak
tergerus perubahan zaman,” kata Ayu.

Seorang penulis dan Direktur Langgar.co, Irfan Afifi mengatakan, realitas digital yang terhubung melalui perangkat smartphone, laptop, rablet sebagai sesuatu yang terhindarkan.

Menurut dia, hampir sepertiga waktu masyarakat dihabiskan pada layar gadget dan perangkat internet. Dampak negatif maupun positifnya muncul dalam bentuk-bentuk baru yang belum dikenali oleh orang tua dahulu.

“Orang Tua hari ini harus lebih literate secara digital untuk mendampingi proses belajar dan tumbuh kembang anak secara lebih cerdas. Orang tua harus menjadi lingkungan pertama pencetak kepribadian etis bagi anak,” kata Irfan.

Bagi Irfan, orang tua cerdas di era digital ialah yang mau belajar, beradaptasi, terbuka dengan perkembangan. Mereka yang ,engenalkan sejak dini perilaku etis dalam konteks digital kepada anak.

“Tidak asal larang karena takut bahaya negatif. Pendidikan umum maupun agama yang tidak doktriner, melainkan pada pembentukan karakter, akhlak, dan tanggung-jawab Etis. Mendampingi anak untuk pengembangan potensinya.
Mengenalkan dampak negatif, dan juga positif kepada anak,” kata Irfan. (Kds)

Catatan:

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.