Infrastruktur dan Jejaring Masih Jadi Kendala untuk Percepat Transformasi Ekonomi Digital di Desa

by
Diskusi #MakinCakapDigital bertajuk "Tantangan Transformasi Digital Bagi Kemajuan Perekonomian Desa". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kegiatan ekonomi berbasis digital di kawasan pedesaan menjadi solusi bagi pengentasan kemiskinan, kesenjangan, mengurangi tingkat pengangguran di Desa. Ekosistem perekonomian digital juga bisa menjadi model pemberdayaan untuk mendorong perekonomian. Namun, transpormasi ekonomi pedesaan dari tradisional ke digital mempunyai tantangan tersendiri.

Untuk itu, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar diskusi #MakinCakapDigital bertajuk “Tantangan Transformasi Digital Bagi Kemajuan Perekonomian Desa” pada Selasa (26/7/2022).

Dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Bambang Kusbandrijo menyampaikan, percepatan transformasi ekonomi digital di desa akan cepat membuahkan hasil jika mengenali keunggulan, dan potensi ekonominya. Seperti sektor pertanian/peternakan/perikanan, perkebunan, produk olahan makanan, pariwisata (kuliner, seni budaya, potensi alam), dan sektor ekonomi kreatif.

“Kita punya potensi yang sangat besar untuk berkembang pesat,” kata Bambang.

Namun, menurut Bambang, tantangan dan hambatan juga harus dipahami. Contohnya, kecapakatan dalam penggunaan dunia digital, manajemen, serta kolaborasi dan jejaring.

Karena itu, ekonomi digital di desa di perlu diberikan fasilitasi, baik berupa pedampingan, pelatihan, dan dibuka koneksi jejerang untuk memasarkan produk-produk di desa.

“Transformasi ekonomi yang berpihak kepada masyarakat desa melalui digital ekonomi perlu dukungan semua pihak,” imbau Bambang.

Senada, Dosen Departemen Sosiologi FISIPOL UGM, Mustaghfiroh Rahayu, juga menyampaikan tantangan transformasi ekonomi digital di desa.

Mustaghfiroh menyebut bahwa keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur digital di desa masih perlu diperhatikan. Hal ini jika ingin meningkatkan ekonomi pedesaan melalui teknologi digital.

“Di sini, peran pemerintah dan stakholder lainnya sangat penting agar produk-produk unggulan di desa lebih kenal. Dibutuhkan kebijakan yang mendorong smart government dan smart economy,” ujar Mustaghfiroh.

Seorang Koreografer di Langgar.co, Danu Anggada Bimantara, lebih menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan ekonomi digital di pedesaan. Karena, jatidiri dalam ruang budaya digital tak berbeda dengan non digital.

“Digitalisasi budaya memungkinkan kita mendokumentasikan kekayaan budaya. Digitalisasi Budaya dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas, menjadi pelaku usaha, serta selalu mendukung mempromosikan produk-produk dalam negeri, termasuk di pedesaan” kata Danu. (Kds)

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.