Melalui Bukunya, Yoseph Umarhadi Perkuat Sosialisasi Empat Pilar MPR

by
Yoseph Umarhadi menyerahkan buku karangannya kepada Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, di Gedung Black Stone, Jalan Proklamasi, Jakarta, Selasa (12/4/2022). (Foto: Asim)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Mantan Anggota DPR/MPR RI Yoseph Umarhadi menyerahkan buku karangannya kepada Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, di Gedung Black Stone, Jalan Proklamasi, Jakarta, Selasa (12/4/2022). Buku berjudul ‘Hakikat Manusia Pancasila Menurut Notonagoro dan Drijarkara: Aktualisasi Bagi Demokrasi Pancasila’, direncanakan akan diluncurkan bersamaan dengan peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni 1945.

Menurut Yoseph Umarhadi, buku yang dia tulis dan diserahkan kepada Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, tidak lain sebagai sumbangan dari hasil penelitian untuk penyusunan disertasinya tentang Pancasila sebagai sistem sekaligus Ilmu Filsafat sebagaimana dikehendaki pencetus Pancasila, Soekarno.

“Sebagai penulisnya, saya ingin memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas dan masukan salah satu referensi bagi kegiatan sosialisasi empat pilar, terutama sosialisasi Pancasila sebagai dasar dan idiologi bangsa dan negara,” kata Yoseph yang pernah menjadi Anggota DPR RI 4 periode.

Terkait soal sosialiasi empat pilar ini, Yoseph mengatakan, melalui perubahan atau amandemen UUD 1945, kedudukan MPR justru lebih terhormat, karena menjadi lembaga yang mensosialisasikan empat pilar MPR, dan lembaga yang menjaga dan mengawal dasar filsafat bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

Dalam praktik sosialisasi empat pilar MPR RI selama ini, menurut Yoseph titik tekan sosialisasi Pancasila lebih berat pada dimensi historis, yaitu proses pembentukan/sejarah, dan pemahaman idiologinya, kurang menekankan pemahaman Pancasila secara filosofis.

Dia menjelaskan, masukan atau kebaruan atau novelty dari buku yang dia tulis ini adalah agar sosialisasi dapat lebih mendalam untuk mensosialisasi Pancasila dari sudut kajian filosofis, bukan lanjutan dari sosialisasi seperti pada zaman Orde Baru.

“Melalui peluncuran dan sumbangan buku ini, saya berharap kita semua bisa meyakinkan bahwa Pancasila adalah milik publik, bukan hanya milik para elit, akademisi dan politisi,” imbuhnya. (Asim)