Di Kuningan, Perpustakaan MPR Kupas Buku ‘Integritas Penegak Hukum’

by
Perpustakaan MPR bekerja sama dengan Uniku mengadakan kegiatan ‘Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat’. (Foto: Humas MPR)

BERITABUANA.CO, KUNINGAN – Ratusan mahasiswa dari berbagai jurusan dan fakultas pada Sabtu, 6 November 2021, berbondong-bondong menuju Aula Universitas Kuningan (Uniku), Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Mereka antusias ke aula untuk menghadiri kegiatan.

Pada pagi itu, Perpustakaan MPR bekerja sama dengan Uniku mengadakan kegiatan ‘Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat’. Inti dari kegiatan adalah bedah buku yang dalam kesempatan itu mengupas buku yang berjudul ‘Integritas Penegak Hukum’. Buku ini merupakan karya praktisi hukum dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia di masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Amir Syamsuddin.

Hadir dalam kegiatan itu, anggota anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat, Dr. Didi Irawadi Syamsuddin SH., LLM., Kepala Perustakaan MPR, Yusniar SH., Wakil Rektor III Uniku, Dr. Haris Budiman SH., MH., Dekan Fakultas Hukum Uniku, Dr. Suwari Akhmaddhian SH., MH., dan civitas akademika Uniku lainnya.

“Selamat datang di Kabupaten Kuningan, khusunya di Uniku. Kampus ini merupakan kebanggaan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Kuningan,” sapa Haris Budiman di awal sambutan.

Dikatakan kepada peserta, MPR hadir di Uniku pada hari ini merupakan kedua kalinya. “Acara yang kedua adalah Bicara Buku, merupakan suatu anugerah yang luar biasa bagi kami,” paparnya.

Bicara Buku yang dihadiri langsung oleh wakil rakyat dari dapil Kuningan merupakan kegiatan yang selaras dengan keinginan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, yang ingin menjadikan perguruan tinggi sebagai kampus merdeka, di mana di kampus bisa menghadirkan dari berbagai kalangan untuk memaparkan segala permasalahan yang ada dengan kajian ilmiah.

“Dari sinilah mahasiswa mengerti tak hanya dari teori namun juga memahami apa yang di lapangan,” tuturnya.

Haris Budiman mengapresiasi kehadiran Didi Irawadi dan Perpustakaan MPR yang berkenan hadir di Uniku untuk membedah ‘Integritas Penegak Hukum’. Diakui buku karya ayah Didi Irawadi itu sangat luar biasa. Meski sudah ditulis sepuluh tahun yang lalu namun isi dan pesannya masih relevan dengan kondisi hukum saat ini.

“Pak Amir Syamsuddin merupakan orang yang paripurna dalam dunia hukum, dari menjadi pengacara hingga menjadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia,” paparnya sambil menambahkan, dalam buku itu dikatakan banyak kasus hukum besar yang ditulis oleh Amir Syamsuddin.

Saat memberi sambutan, Yusniar mengucapkan terima kasih kepada Uniku. Disebut Perpustakaan MPR datang ke kampus terbesar di Kuningan ini sudah kedua kalinya. “Tahun lalu kita mengadakan kegiatan di kampus ini dengan tema Pustaka Akademik,” ungkapmya.

Diharapkan dari jalinan kerja sama ini dapat memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia dikatakan telah dijalin oleh Perpustakaan MPR sejak tahun 2017.

Di sampaikan kepada mahasiswa, saat ini perpustakaan yang dipimpinnya berusaha terus untuk melengkapi buku, dokumen, dan koleksi yang lainnya. Sebagai perpustakaan yang terbuka untuk umum, Yusniar mempersilahkan para mahasiswa untuk berkunjung ke Perpustakaan MPR bila hendak mencari atau membutuhkan referensi studinya.

“Silahkan datang langsung ke Jakarta. Bila tidak sempat ke Jakarta atau karena masih dalam situasi pandemi, dicarikan solusi dengan mengunjungi web yang dimiliki Perpustakaan MPR,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Didi Irawadi menuturkan bila situasi tidak dalam keadaaan pandemi, acara Bicara Buku ini bisa mengundang lebih banyak peserta. Namun dalam kondisi yang demikian, dirinya sudah merasa cukup dengan jumlah peserta yang ada, dengan menerapkan prokes.

Integritas Penegak Hukum, menurut Didi Irawadi merupakan suatu kerisauan Amir Syamsuddin melihat banyak persoalan hukum di Indonesia. Meski sudah masuk dalam era reformasi namun permasalahan hukum masih tetap ada, bahkan hingga hari ini.

“Masih banyak masalah hukum yang belum selesai dan masih bermasalah. Penegakan hukum berjalan tidak sesuai dengan harapan. Penegakan hukum masih banyak kekurangan. Nah dalam buku itulah Amir Syamsuddin mengulas kekurangan-kekurangan yang ada,” ucapnya.

Tulisan-tulisan ayahnya dikatakan masih sangat relevan dengan kondisi saat ini, seperti supremasi politik masih mempengaruhi terhadap penegakan hukum. Tak hanya itu, soal KPK yang terus digoyang menurut Didi Irawadi hal demikian sudah diprediksi oleh Amir Syamsuddin sejak dulu.

“Selalu digoyang oleh kekuasaan kalau KPK kuat. Prediksi Pak Amir ternyata benar,” tuturnya. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *