Kebakaran Itu Terjadi Saat Tidur Sedang Lelap

by
Ruang penjara di Lapas Tangerang yang terbakar (Foto: Ist)

Oleh: Andoes Simbolon

KEBAKARAN sebetulnya bukan sesuatu yang baru dalam kehidupan kita, bukan juga sesuatu yang istimewa. Kebakaran dimana api atau disebut si jago merah selalu dekat dengan kita, karena sewaktu-waktu bisa terjadi, kapan saja dan dimana saja. Karenanya, peristiwa kebakaran punya sejarah yang panjang dalam kehidupan manusia dan selalu menyisakan kepedihan dan kerugian. Meski tidak selalu ada korban jiwa, tetapi dapat dipastikan, peristiwa kebakaran akan melalap barang atau benda-benda lain yang ada dalam bangunan tersebut.

Di kota-kota besar seperti Jakarta, sering kali terjadi kebakaran. Biasanya, lokasi kebakaran adalah rumah-rumah penduduk di kawasan padat penduduk. Rumah tersebut dengan cepat dilalap kobaran api dan merembet hingga rumah-rumah lainnya karena pada umumnya bahan rumah tersebut berbahan kayu.

Dan seperti kita ketahui juga, pada umumnya penyebab kebakaran ini disebut karena korsleting listrik atau hubungan pendek arus listrik. Ini lah pemicu kebakaran sebuah bangunan, seperti yang terjadi di Blok C2 lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang, Banten, kemarin.

Kejadian di blok C2 ini sungguh menyedihkan. Mungkin, ini lah peristiwa kebakaran yang pernah terjadi dengan memakan korban jiwa paling banyak. Diberitakan, jumlah yang tewas dalam peristiwa tersebut 41 orang, ditambah 8 orang luka berat dan 72 orang luka ringan Sepertinya, 41 orang yang tewas karena kebakaran ini termasuk jumlah yang besar.

Meski mereka adalah narapidana, orang-orang yang telah divonis pengadilan bersalah karena perbuatannya, sehingga harus hidup di dalam penjara untuk waktu yang lama, tetap ada perasaan sedih dan memilukan, terutama bagi orang-orang dekatnya, sebut lah keluarga mereka. Lebih memilukan lagi, jenazah narapidana yang tewas pun sulit diidentifikasi karena tubuh korban hangus terbakar

Mungkin juga karena banyaknya narapidana yang tewas , membuat Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly datang ke lokasi kejadian. Sebagai pejabat yang punya otoritas di lingkungan lapas, si menteri ingin mengetahui dan mengecek langsung seperti apa kejadian kebakaran tersebut. Dia tak mau hanya mendapat laporan, tetapi melihat sendiri kondisi lapas yang sebagian bangunannya sudah hangus dilalap si jago merah.

Ketika kebakaran terjadi, bisa saja para narapidana di blok C2 itu sedang tertidur pulas dan bermimpi akan kebebasan dan bertemu kembali dengan anak dan istrinya. Atau, mungkin saja diantara mereka baru saja memejamkan matanya ,tetapi tiba-tiba terjaga dari tidurnya setelah mengetahui “rumah” mereka terbakar. Kebakaran itu terjadi lewat pukul 1.00 Wib , saat paling enak tidur bagi setiap orang.

Lebih memilukan lagi, ketika terjadi kebakaran di blok C2 itu, pintu sel dalam keadaan terkunci atau digembok. Sehingga bisa dibayangkan seperti apa kepanikan narapidana di blok C2 saat api terus membesar dan menewaskan mereka. Mereka berteriak untuk meminta tolong. Ketika petugas lapas datang untuk menyelamatkan narapidana, tidak semua bisa diselamatkan. Itu lah sebabnya, ke 41 orang yang tewas itu adalah narapidana yang kamar selnya belum sempat dibuka, sementara yang selamat, adalah mereka yang oleh petugas sempat membuka selnya. Saat kejadian, penghuni di blok C2 sebanyak 122 orang. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *