Brucel Welington Menekankan Perlunya Revitalisasi dalam Tubuh BPK

by
Calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Blucer Welington Rajagukguk saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, (9/9/2021). Komisi XI DPR menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test sebanyak 15 calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Calon Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Dr. Blucer Welington Rajagukguk, S.E., Ak., M.Sc., S.H., M.H., menekankan perlunya revitalisasi dalam tubuh BPK, ditengah ketidakpastian saat ini, meski sejak diundangkan sudah detail.

“Mungkin, hanya beberapa hal yang perlu kita bangun bersama-sama, sehingga (BPK) bisa diperkuat lagi, baik pemeriksaan organisasi, manusia dan anggarannya,” kata Blucer saat memaparkan visi misinya dalam uji kelayaka dan kepatutan atau fit and proper test Calon Anggota BPK oleh Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/9/2021).

Dirinya menganggap pemeriksaan bukan suatu keharusan bagi seseorang untuk harus diperiksa. tetapi pada saat itu hanya sebagai kebutuhan supaya tidak ada fitnah dan agar tempat yang baru lebih baik.

“Saya butuh diperiksa supaya negara ini menjadi besar. Jadi pemeriksaan ini bukan suatu keharusan, melainkan kebutuhan. Kenapa? Karena BPK muncul itu pada saat 18 Agustus 1945, dimana the founding father telah bersepakat harus ada BPK untuk menjaga keuangan negara,” sebutnya.

Karena itu, menurut Kepala Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara ini, keberadaan BPK tidak akan terpisahkan dengan tujuan bernegara yang ada di alinea keempat pembukaan UUD 1945. Tujuan negara Indonesia terdapat pada UUD 1945 alinea ke-4, yang berbunyi: “…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

“Karena itu, inilah urgensi revitalisasi yang saya maksud dalam paper saya,” ujarnya seraya menambahkan, bagaimana peran BPK ini bisa berhasil melakukan pemeriksaan keuangan negara dan penguatan aspek hukum, dimana hampir sama dan seperti klasik cara pemikiran ini bahwa tentu yang terpenting adalah manusianya.

Jadi, lanjut Brucel, kualitas manusia adalah hal yang terpenting dalam organisasi. Namun tentunya tidak bisa melupakan kalau saat ini adalah di era yang penuh ketidakpastian, sehingga semua sepakat saat ini tentu diperlukannya informasi dan teknolog atau IT, big data analitik bagaimana bagaimana IT-IT disenergikan.

“Itu sudah bukan lagi merupakan wacana, namun harus betul-betul dikerjakan. Namun tentunya, apa pun yang berasa manusia dan teknologi perlu diatur ketertibannya. Karena itu, relevansi keterkaitan manusia dan teknologi perlu diatur, termasuk karakter manusia,” ujar dia.

Meski diakui bahwa bagaimana pun, IT bisa digunakan atau pun disalahgunakan. Karena itu ia berpikir harus ada resiko hukum disana yang harus diatur.

“Jika demikian saya kira, konsepsi revitalisasi baru bisa berjalan, tentunya sesuai paradigma nasional yang kita percaya, yakni UUD 1945, Pancasila di sana yang tidak boleh diabaikan. Peraturan perundang-undangan sangat penting untuk mengatur ketertiban masyarakat.

Pengembangan lingkungan strategik yang dimaksud Brucel adalah perkembangan global, karena tentu Indonesia ini tidak bisa berdiri sendiri, dia harus bersaing dengan negara lain.

“Dan saya kira harapan DPR dan BPK akan sama, kita bisa tangguh dan mampu menghadapi persaingan global saat ini. Dengan demikian, tentu peran BPK akan menjadi lebih efektif dengan bantuan DPR RI dan revitalisasi ini akan berhasil, sehingga tujuan bernegara kita sebagaimana diharapkan dalam alenia 4 pembukaan UUD 1945 akan tercapai,” tambahnya.

Sedang soal visi misi, Brucel menegaskan bahw yang terpenting adalah trust (kepercayaan), dan legitimasi, sehingga visi misi BPK menjadi lembaga pemeriksaan terpercaya. Terkait ini, dirinya mengaku teringat apa yang disampaikan Bung Karno ‘kepercayaan itu adalah nyawa dari suatu bangsa’ rakyat yang percaya sama pemimpinnya berarti bangsa itu hidup.

“Tapi sebaliknya, kalau kepercayaan itu hilang, maka pada prinsipnya bagsa itu mati. Karena itu saya selalu mengingatkan kepercayaan itu sangat penting, tentu untuk bisa dipercaya harus memiliki visi misi yang trust. Ini lah nilai-nilai dasar BPK saat ini,” tegasnya. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *