Penyaluran Kredit dan Literasi Keuangan, Puteri Komarudin: Perlu Skema Lebih Detail

by
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Golkar, Puteri Anetta Komarudin.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Anetta Komarudin mengatakan bahwa Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri dapat memperkuat kinerja penyaluran kredit dan literasi keuangan di masyarakat.

“Sebelumnya, BRI dan Bank Mandiri menyebut mengalami pertumbuhan kredit yang positif, namun itu perlu dijelaskan seperti apa realisasi penyaluran kredit menurut sektor. Sektor-sektor mana yang mengalami peningkatan penyaluran kredit, dan sektor mana yang mengalami perlambatan,” kata Puteri dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (17/6/2021).

“Hal ini penting karena kita saat ini dihadapkan dengan kecepatan pemulihan yang tidak merata baik secara sektoral maupun spasial. Oleh karenanya, peran perbankan melalui dukungan pembiayaan sangatlah dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan sektor riil,” tambahnya.

Seperti diketahui, Direktur Utama Bank BRI Sunarso menyebut pertumbuhan kredit BRI telah mencapai 1,4 persen (yoy). Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi juga menyatakan bahwa pertumbuhan kredit Bank Mandiri tumbuh sebesar 9,1 persen (yoy).

Capaian tersebut masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri perbankan yang berada di kisaran negatif 3,77 persen (yoy) per triwulan I-2021. Puteri berharap agar BRI dan Bank Mandiri dapat terus meningkatkan penyaluran kredit khususnya bagi sektor UMKM.

“Apalagi Presiden Joko Widodo sendiri menargetkan rasio kredit UMKM kita bisa mencapai lebih dari 30 persen pada 2024 nantinya,” ucapnya.

Karena saat ini, sambung dia, rasio penyaluran kredit UMKM yang ada masih kalah dibandingkan negara tetangga seperti Singapura sekitar 39 persen, Malaysia kisaran 50 persen, bahkan Thailand sekitar 51 persen. Sementara Indonesia masih di kisaran 18-20 persen.

Lebih lanjut, Puteri mengimbau BRI dan Bank Mandiri untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di masyarakat. Lantaran, hasil survei OJK menyebut inklusi keuangan di Indonesia masih 76,19 persen sedangkan literasi keuangan berada di kisaran 38,03 persen pada tahun 2019.

“Jika ditelisik menurut gender, inklusi keuangan perempuan lebih rendah yaitu 75,15 persen dibandingkan laki-laki di kisaran 77,24 persen. Begitu pun, literasi keuangan perempuan cenderung yang juga lebih rendah yaitu hanya 36,13 persen dibandingkan laki-laki yang mencapai 39,94 persen. Ke depan, saya berharap program literasi keuangan ini dapat terus ditingkatkan. Apalagi sekarang ini marak tawaran investasi bodong dan ilegal yang merugikan masyarakat,” papar Puteri.

Dengan demikian, Wakil Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini memandang pentingnya aspek perlindungan konsumen sektor jasa keuangan khususnya perbankan. Terlebih setelah mencuatnya dugaan kasus terkait perlindungan konsumen yang telah terjadi beberapa waktu belakangan.

“Jaminan keamanan dana nasabah menjadi sesuatu yang krusial untuk dijaga oleh perbankan. Karenanya, aspek mitigasi risiko dan keandalan teknologi, termasuk atas keamanan bertransaksi perlu terus diperkuat, guna mengantisipasi risiko fraud kemudian hari,” pungkasnya. (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *