Perpustakaan DPR Perkuat Inovasi di Tengah Pandemi Covid-19

by
Kepala Biro Protokol dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal DPR RI Suratna. (Foto: Pemberitaan DPR)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kepala Biro Protokol dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal DPR RI Suratna mengapresiasi penguatan inovasi Perpustakaan DPR RI dalam menghadirkan pelayanan publik di tengah pandemi Covid-19. Tidak hanya inovasi pelayanan publik, namun juga juga penyediaan informasi yang terbaik untuk jajaran Anggota DPR RI, pegawai di lingkungan Setjen DPR RI dan masyarakat umum.

“Walaupun pandemi Covid-19, Perpustakaan DPR RI tetap hadir mendukung fungsi dan kinerja DPR RI dengan memberikan pelayanan informasi terkini dan terbaik. Selain itu, perpustakaan mendukung penyediaan informasi bagi lingkungan Setjen DPR RI dan umum. Oleh karena itu, perpustakaan membuat inovasi untuk memaksimalkan pelayanan,” ungkapnya saat membuka Sharing Session “Akreditasi A, Kenapa Tidak?” bersama Pengurus Organisasi Perpustakaan Indonesia, di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (25/5/2021).

Semenjak tahun 2020, terdapat 10 inovasi layanan yang diciptakan oleh Perpustakaan DPR RI di tengah Covid-19 berupa Indonesia One Search, Katalog Perpustakaan, Repositori DPR, DPR E-Library, E-Resources, E-Kliping Perpustakaan, E-Paper Perpustakaan, Badan Keahlian, SiPinter, Eclis, dan Inlit. Lewat inovasi pelayanan ini, diharapkan akan memudahkan publik untuk mengakses layanan yang telah disediakan oleh Perpustakaan DPR RI serta menghidupkan budaya literasi.

Ratno, sapaan akrab Suratna pun menantikan inovasi-inovasi tersebut nantinya dapat membawa Perpustakaan DPR RI menuju akreditasi A pada tahun ini. Selain meraih Akreditasi A, dirinya juga berharap nantinya bisa meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja Perpustakaan DPR RI.

Kepala Bagian Perpustakaan DPR RI Elvira Dianti menerangkan ada 6 area yang perlu dipersiapkan untuk mencapai penilaian perpustakaan dengan akreditasi A mulai dari segi pelayanan, sarana, koleksi, sumber daya manusia, pengelolaan, serta inovasi dan prestasi. Dengan memperkuat 6 area tersebut, ia berharap perpustakaan tidak stagnan namun berkembang menjadi perpustakaan yang terbuka dan inklusif. (Jimmy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *