BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo telah memimpin Polri selama 100 hari sejak 27 Januari dilantik Presiden Joko Widodo. Sejumlah program 100 kerja Kapolri telah berjalan untuk mengubah Korps Bhayangkara menuju Polri yang Presisi (prediktif, responsibilitas, transparansi, berkeadilan).
Ketua Umum Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI), I Putu Yoga Saputra lewat keterangan tertulisnya, Rabu (12/5/2021), turut mengapresiasi kinerja dan mendukung upaya Kapolri Sigit dalam inovasi pelayanan secara digital, seperti pembuatan SIM hingga tilang online.
Namun, menurut Putu, dibalik inovasi yang briliant ini tentunya ada hal ataupun Pekerjaan Rumah (PR) besar untuk Kapolri, yakni ketertinggalan sebagian besar masyarakat di dunia digital tentnunya ini akan sangan berdampak.
“Karena itu, sosialisasi secara masif terkait pelayanan pelayanan digital adalah hal wajib yang harus dilakukan oleh Kepolisian agar masyarakat paham secara utuh pelayanan digital tersebut,” ujarnya.
Terkait momen 100 hari kinerja Kapolri, Putu nengatakan, banyak harapan yang mendasar untuk kerja-kerja Kapolri kedepannya. Karena itu KMHDI berharap Kapolri dalam melaksanakan dan menjalankan tugas-tugasnya lebih memperhatikan aspek aspek humanisme dalam menghadapi masyarakat.
PP KMHDI, lanjut Putu, juga berharap kepada kerja-kerja Kapolri kedepannya, harus tegas dalam memberantas segala bentuk kelompok intoleran yang mengancam keutuhan bangsa.
“Kelompok-kelompok penista agama yang mengancam terpecahnya bangsa kita, mengingat bangsa kita merupakan bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama, tentunya hal tersebut akan sangat mengancam jika tidak di tindak dengan tegas,” ujarnya.
PP KMHDI juga berharap agar dalam menegakan hukum, Polri tidak memandang si kaya dan si miskin, agama a dan agama b, suku c dan duku d. Karena, hukum adalah perwujudan keadilan di bangsa ini, hukum tidak boleh memandang segala bentuk latar belakang, demikian Putu Yoga Saputra. (Asim)
