Fahri Hamzah Memandang Perlunya Pemikiran Transisi Kepemimpinan yang Damai

by
Wakil Ketua DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah mengaku sering mendapatkan pertanyaan dari masyarakat tentang apa pentingnya bergabung ke Partai Gelora, dan bukan dengan partai besar yang sudah memiliki kursi di Parlemen. Sebab, Partai Gelora mempunyai narasi yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara besar dan setidaknya kekuatan lima besar dunia

“Kenapa harus Partai Gelora, kenapa tidak partai besar yang sudah punya anggota DPR, malah ikut memulai sesuatu yang baru, karena Partai Gelora kehadirannya begitu dinantikan,” kata Fahri Hamzah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/4/2021).

Menurut Fahri, Partai Gelora itu ibarat bayi yang ditunggu kelahirannya dalam keluarga yang dinantikan dengan kebahagiaan.

“Bagaimana kita merasakan respons rakyat atas kehadiran Partai Gelora, diterima seperti keluarga yang menantikan kelahiran seorang bayi,” katanya.

Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 ini optimis Partai Gelora semakin diterima masyarakat, dan terbukti ada kemudahan dalam rekrutmen anggota justru pada saat pandemi Covid-19 masih belum jelas kapan berakhirnya.

“Itulah sebabnya, ketika kita diterima harus optimis, dan kehadiran Partai Gelora nampaknya memang ditunggu-tunggu,” tukasya sambil menegaskan bahwa Partai Gelora menjadi satu-satunya partai yang kehadirannya dibidangi oleh digitalisasi.

Bahkan, menurut dia, Partai Gelora satu-satunya partai yang disahkan Menkumham dan SK-nya diserahkan secara digital, termasuk mencari anggota pun dilakukan secara digital, cukup dengan aplikasi.

Karenanya, Partai Gelora memiliki keinginan besar untuk memperbaiki keadaan saat ini. Dimana setiap 20 tahun sekali, bangsa Indonesia selalu mengalami kegundahan dalam bernegara, baik elit maupun rakyatnya.

“Kalau dulu ada penanda setiap 20 tahun akan ada peristiwa besar, dan tanda-tanda peristiwa besar itu juga nampak sekarang. Kita ingin lahirnya generasi baru yang secara damai melakukan pergantian kepemimpinan,” ujarnya.

Pertengkaran antara elite dan rakyat selama ini, kata Fahri, telah memperlemah kapasitas Indonesia sebagai bangsa besar, Hal itu ditambah makin maraknya kasus korupsi, terorisme, narkoba dan upaya pelemahan demokrasi.

“Padahal dalam demokrasi itu pemimpin datang dan pergi. Kita ini adalah pemimpin yang akan datang, kalau kita bertengkar terus kepasitas negara bisa melemah,” katanya.

Fahri berharap para elite dan rakyat bisa mencontoh upaya yang dilakukan para pendiri bangsa terdahulu dalam menyatukan nama besar Indonesia.

“Kita ingin mencerdaskan bangsa. Sebagai bangsa, Indonesia harus sanggup menjadi kekuatan kelima dunia paling tidak,” tegasnya seraya mengajak putra-putra terbaik Indonesia untuk bersama-sama Partai Gelora memikirkan transisi kepemimpinan yang damai menjadikan Indonesia sebagai negara besar dan kekuatan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *