Pelecehan Lagu Kebangsaan RI Tindakan Biadab, Pengamat: Jangan Sampai Terjadi ‘Ganyang Malaysia’ Jilid II

by
Karyono Wibowo, pengamat IPI.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Unggahan video parodi lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ yang diduga dilakukan netizen asal Malaysia, pemilik akun YouTube My Asean, merupakan tindakan biadab yang menghina simbul negara Indonesia. Tindakan tersebut jelas melanggar hukum, dan kasus ini harus diusut tuntas dan siapapun pelakunya harus ditindak tegas sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute(IPI) Karyono Wibowo dalam pernyataan tertulis yang diterima beritabuana.co, Selasa (29/12/2020).

“Kasus ini harus diusut tuntas dan siapapun pelakunya harus ditindak tegas sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya.

Payung hukum Lagu Kebangsaan ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Dalam Pasal 58 menyatakan dengan tegas setiap orang dilarang mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama, kata-kata, dan gubahan lain dengan maksud untuk menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan.

Dalam kaitan ini, Karyono menyatakan, video parodi tersebut tidak hanya mengandung unsur pelecehan terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya yang menjadi simbul negara tetapi juga ada unsur penghinaan terhadap Presiden Jokowi dan Proklamator RI Sukarno.

“Terhadap peristiwa ini, baik pemerintah Republik Indonesia dan Malaysia perlu mewaspadai upaya provokasi yang bertujuan untuk merusak hubungan kedua negara. Jangan sampai kasus ini merembet menjadi konflik terbuka yang pada akhirnya merugikan kedua negara,” kata Karyono yang juga pemerhati sosial dan kebangsaan.

Ditambahkan, karena kasus tersebut, jangan sampai terjadi ‘Ganyang Malaysia’ Jilid II. Karenanya, untuk mencegah hal itu, jalan terbaik adalah menuntaskan kasus ini sesegera mungkin melalui jalur hukum.
Dia menghimbau rakyat Indonesia sebaiknya menahan diri, dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin mengail di air keruh.

Di satu sisi kita percayakan kepada pemerintah kedua negara dalam hal ini Mabes Polri dengan Pihak Polisi Diraja Malaysia untuk mengungkap dan menindak tegas pelakunya.

“Di sisi lain kita tetap gelorakan semangat nasionalisme Indonesia yang humanis, bukan nasionalisme chauvinis, yaitu rasa cinta tanah air yang berlebihan, hingga merendahkan bangsa lain,” pungkasnya. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *