BERITABUANA.CO, CIANJUR – Camat Bojongpicung, Ejen Zainal Mutaqin, memastikan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan puskesmas untuk melakukan pemeriksa kondisi kesehatan warganya yang diduga telah memakan beras campur plastik.
Apa yang ditegaskan Camat Ejen itu karena ada beberapa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat sempat memakan nasi dari beras Bansos Bantuan Pangan non Tunai (BPNT) bercampur butiran plastik.
“Kami sudah komunikasi dengan puskesmas, mereka akan dicek. Baik yang mengeluhkan sakit ataupun tidak. Ini sebagai langkah antisipasi adanya gangguan kesehatan bagi mereka yang terlanjur mengkonsumsinya,” kata Camat.
Peristiwa beras campur plastik ini diketahui dari seorang warga berinisial T (50), salah seorang KPM, mengaku begitu mendapatkan bantuan beras dan sembako lainnya dari program BPNT, ia langsung memasaknya untuk makan anak serta cucunya.
Namun saat setelah matang, berat sedikit lembek dan lengket. Bahkan ketika dikunyah, dia juga mendapati ada butir plastik yang masih utuh dan keras.
“Awalnya tidak tahu ada butiran plastik, jadi langsung masak saja. Tapi begitu dimakan, terasa ada butiran keras yang tergigit. Saya kira itu kerikil yang belum terbuang saat mencuci beras. Begitu saya lihat, ternyata butiran plastik,” ujar Titin saat ditemui di rumahnya di Kampung Margaluyu Desa Sukaratu Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur, Minggu (20/9/2020).
Ia mengaku beberapa butir sempat tergigit saat makan sehingga tak sempat termakan langsung, tetapi ia tidak mengetahui persis apakah ada plastik yang tertelan oleh anggota keluarganya atau tidak.
“Kalau yang dewasa mungkin tidak sampai termakan, tapi saya khawatir itu cucu saya yang masih kecil. Dia juga makan nasi dari beras bercampur butiran plastik. Mungkin saja ada yang tertelan,” kata dia.
Ketua RW 07 Salim mengungkapkan meskipun tidak termakan secara langsung, butiran plastik tersebut ikut termasak dengan beras. Dia khawatir bakal berdampak pada kesehatan warganya.
“Saya mah hanya tidak ingin warga sakit karena kejadian ini. Sempat dibawa ke bidan, tapi katanya tidak punya alat khusus. Makanya saya coba koordinasi dengan kepala desa untuk cek kesehatan warga saya yang terlanjur makan nasi dari beras bercampur butiran plastik,” ucapnya. (Ys)