‘Rem Darurat’ Anies untuk Selamatkan Jakarta, Jangan Saling Menyalahkan

by
Gubernur DKI, Anies Baswedan.
Teddy Mihelde Yamin .

Oleh: Teddy Mihelde Yamin (Direktur Eksekutif Cikini Studi)

BANYAK yang menyesalkaan keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menarik ‘rem darurat’ dengan memberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total di wilayah Jakarta, guna menekan angka penularan virus corona atau Covid-19.

Sebagian menilai keputusan yang diambil Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini boombastis dan dramatis, sehingga dianggap menimbulkan kerugiaan atau membakar ludes Rp300 triliun saham-saham yang berguguran. Menghancurkan korporasi dan ritel.

Bahkan, keputusan Gubernur Anies itu dianggap menghancurkan ekonnomi yang mulai tumbuh. Mereka lupa, kalau market itu memori pendek sekali. Dan selama pandemi ini, berkali-kali memperlihatkan caranya sendiri dalam merespon kebijakan. Seharusnya pelaku modal dan investor ingat juga, saat BPS umumkan ekonomi kuartal II -5.3%, IHSG malah bullish naik ke 5.100 lebih.

Jadi, intinya jangan sekedar market dijadikan indikator tunggal. Tapi lihatlah berbagai faktor lain, faktor penentu. Padahal saya berkeinginan mereka saling merapatkkaan barisan dan saling support. Tidak saling menyalahkan, dalam memghadapi Covid-19, yang sulit terkendali ini. Jika tetap dibiarkan dan RS dan tenaga kesehatan (nakes) tak mampu menghandle, cari lagi kambing hitam.

Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (10/9/2020), terkapar di zona merah setelah ambles 5,01% ke level 4.891,46 setelah sebelumnya perdagangan sempat dihentikan oleh bursa karena anjlok lebih dari 5%.
Nilai kapitalisasi tercatat tergerus hingga Rp 297,26 triliun dari nilai kapitalisasi Rp 5.978,17 triliun pada Rabu (9/9/2020), menjadi Rp 5.680,91.

Saya kutip pernyataan Gubernur Anies Baswedan yang menyebut wabah ini akan berakhir dengan harapan realistis melalui penemuan vaksin yang aman dan efektif serta terdistribusi secara merata di masyarakat. Akan tetapi, vaksin tersebut tidak akan hadir dalam waktu 1-2 bulan ke depan. Dia menjelaskan secara realistis, vaksin baru akan hadir tahun depan sedangkan kondisi darurat sudah hadir di DKI Jakarta. Maka, sampai datangnya vaksin nanti, kita harus bersiap melawan wabah dengan menjalankan pembatasan sosial secara serius dan berdisiplin tinggi.

Seluruh jajaran Pemprov DKI berkomitmen untuk bekerja keras dan bersiaga penuh selama masa pembatasan ini untuk meringankan beban masyarakat. Kita akan kalahkan wabah ini bersama-sama. Cobaan wabah ini memang besar. Ini mungkin adalah cobaan terbesar dalam usia hidup generasi kita. Namun, cobaan besar ini bisa berkurang rasa beratnya bila kita saling mendukung.

Jangan sampai kita mengambil langkah-langkah yang menyebabkan kita menjadi berpihak pada virusnya, dan bukan pada sesama kita. Ini saatnya kita bersatu, bergotong-royong melawan virus ini. Kita berdoa pada Allah SWT agar segera mengangkat wabah ini secepatnya. Namun, bila Allah menakdirkan bahwa perjuangan melawan wabah ini masih akan berlangsung lebih lama, maka kita berdoa pada Allah agar memberi kekuatan dan meringankan beban kita dalam menghadapi musuh tak terlihat ini. Hanya atas ijin-Nya lah kita akan mampu melewati cobaan besar ini secara bersama- sama. Semoga Allah merahmati kota Jakarta, merahmati Nusantara, dan melindungi kita semua. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *