Pemerintah Minta DPR Tunda Bahas RUU HIP, Habib Aboebakar: Presiden Sangat Bijak

by
Ketua MKD DPR RI dari F-PKS, Aboe Bakar Alhabsyi.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboebakar Alhabsyi menyambut positif keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta kepada DPR RI untuk menunda pembahasan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).

“Alhamdulillah, pak Jokowi sangat wise (bijak), dan meminta pembahasannya (RUU HIP) ditunda,” kata Aboebakar saat menjadi nara sumber dalam program ILC bertema “RUU HIP: Benarkah Melumpuhkan Pancasila?” Selasa malam (16/6/2020).

Artinya, lanjut Habib Aboebakar –sapaan akrab Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI itu, pimpinan-pimpinan di negeri ini tahu bahwa adanya RUU HIP itu membuat rakyat kaget.

“Koq secepat itu hambah-hambah ini mau bikin sesuatu ya? Apalagi pidato-pidato soal rencana RUU ini begitu cepatnya. Jadi wajar saja kalau kemudian reaksi (penolakan) begitu cepat, dan semua lembaga-lembaga besar keumatan enggak ada yang diam satu pun, dalam waktu beberapa hari saja,” ujarnya.

Berarti, menurut Anggota Komisi II DPR RI ini, ada sesuatu yang serius di bangsa ini. Dan dirinya kagum dengan MUI, begitu sensitifnya dan TNI begitu cepatnya mengambil sikap.

“Artinya kan (RUU HIP) ini, tidak seindah warna aslinya yang diungkapkan, atau yang kita dengar tadi,” sebut Habib Aboebakar yang secara pribadi justru melihat bahwa seolah-olah masalah HIP ini seperti ‘Kuda Troyah’.

“Kenapa kayak Kuda Troyah? Coba perhatikan, siapa yang dalam sejarah Indonesia ini, terbukti mau mengganti Pancasila? Buktikan siapa? Sejarah mencatat, Pancasila itu mau diganti dengan Komunisme oleh PKI. Itu clear. Sejarah kita mencatat itu semua. Oleh karena itu kita memperigati Hari Kesaktian Pancasila. Itu jelas,” tambahnya lagi.

Apalagi saat ini, lanjut dia, ada yang mengusulkan RUU HIP, tanpa ada TAP MPRS Nomor XXV Tahun 1916 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI). Padahal, TAP MPRS tersebut merupakan tonggak sejarah bangsa ini dalam mengamankan Pancasila.

“Yang seperti ini koq nggak dipakai? Bagaimana ceritanya ya? Jadi kalau reaksi begitu cepat, dan semua lembaga-lembaga besar keumatan enggak ada yang diam satu pun, dalam waktu beberapa hari saja, berarti ada ‘sesuatu’ yang serius di bangsa ini,” katanya.

Padahal, masih menurut Habib Aboebakar, ada tiga hal substansi yang sangat penting dalam TAP MPRS ini. Pertama, disebutkan bahwa komunisme bertentangan dengan Pancasila.

“Itu clear,” tegasnya.

Kedua, komunisme itu berbaju PKI, yang beberapa kali berusaha untuk merobohkan pemerintahan yang sah. Ketiga, perlu diambil langkah tegas terhadap komunisme.

“Jadi sudah lah. Kalau soal komunisme ini, ‘muncrat’ nya cepat, karena sensitif masyarakat itu tinggi sekali. Jadi kalau ada ulama-ulama yang mengatakan, oh ini mau mengetes ummat kelihatanya? Jadi harus menunjukan ‘taring’ kayak UAS, ya manusiawi,” pungkas Habib Aboebakar. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *