Karnaval

by
Brigjen Pol. CDL

HORE ….hore…hore…. teriakan kekaguman atas arak-arakkan dalam berbagai peragaan. Banyak orang tua muda anak anak ibu ibu yg menggendong bayipun rela berdesak desakkan. Meneriakkan pujian kekaguman atau memberi motivasi.

Para pelakunya dlam berbagai peran nampak bangga manggut manggut trs berjalan menelusuri jalan. Mereka paham hanya di situ ia berperan. Ini arak arakkan pesta untuk menghibur dan membahagiakan bukan sunguhan. Walau dalam kepura puraan semua bahagia. Karnaval hiburan publik yg jg menggelitik dan tetap menarik.

Karnaval itu nyata ada bukan mimpi. Apa yg dipakai benar adanya hanya untuk peraga. Bukan profesi sesungguhnya krn tanpa kompetensi. Karnaval dalam kehidupan sosial mungkinkan terjadi? Bisa saja kenapa tidak. Semua perlengkapan seragam ada bahkan ada surat perintahnya hanya hati dan kecintaan dan kebanggaan sbg profesi yg tdk ada. Atau hanya cinta jabatannya bukan pekerjaannya krn bukan kompetensi dasarnya. Bs saja ngasal dan tiada difikirkannya dalam hati nuraninya atas apa yg ia sandang.

Tatkala bercerminpun kembali ia ragu akan dirinya. Siapakah aku? Mengapa aku ada di sini? Ini bukan hari besar tdk ada peringatan apa apa. Mengapa aku memerankan profesi ini? Bukankah aku hanya dititipkan? Bukankah aku hanya ditugasi ubtuk menjadi kepanjangan tangan? Bukankah aku sedsng menipu diriku sendiri? Ters saja pertanyaan2 menggelontor trs tanpa dijawabnya.

Karnaval dalam kehidupan sosial terjadi atas sabda yg memegang kuasa. Maka jadilah. Ragu atau kepura puraan tiada lagi menghalanginya. Bagai wayang yg pede dlm peperangan yg yakin akan dimenangkan trs dsn dibenarkan bahkan dibela mati matian oleh sang dalang. Tak lagi ragu walau hanya kepura puraan yg sarat tipu daya bagai sang rsja gila pakaian dlm kisah dongeng hans christian anderson. Terus saja berkeliling dg rasa bangga pamer baju kebesaranya yg senyatanya ia telanjang. Semua yg melihat tahu namun tetap saja bersorsk sorai memuji muji krn takut bila jujur….. sampai adavseorang anak kecil dlm gendongan ibunya berteriak jujur berkata raja kita gila ia telanjang diarak arak di jalan raya …. dan karnavalpun bubar.

*Brigjen Pol. CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *