Sekitar 20.000 Pelaut Anggota KPI Dipulangkan ke Indonesia

by
Presiden KPI Prof. Dr. Mathias Tambing serahkan bantuan sosial kepada pelaut

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pandemi Covid 19 yang merebak ke seluruh dunia berdampak pada tingginya gelombang pemulangan WN Indonesia dari luar negeri yang diperkirakan mencapai puluhan ribu orang, baik mahasiswa, pekerja migran, WNI yang terjebak di beberapa negara, maupun pelaut yang kehilangan pekerjaan karena kapalnya tempat bekerja tidak lagi berlayar.

Presiden KPI Prof. Dr. Mathias Tambing mengatakan, untuk pelaut, Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) memprediksi ada sekitar 20.000 anggotanya bakal dipulangkan ke Tanah Air karena banyak perusahaan pelayaran yang saat ini tidak mengoperasikan kapalnya, terutama kapal-kapal pesiar yang kini praktis tak ada penumpang. “Ini baik perusahaan pelayaran di Amerika, Eropa maupun di Asia,” tuturnya di Jakarta, Rabu (6/5/2020).

Ribuan pelaut telah dipulangkan dan kini sedang menjalani evaluasi atau karantina, tapi sebagian besar lainnya masih dalam proses pemulangan. Mathias Tambing menyebutkan,  sebanyak 172 pelaut ABK (Anak Buah Kapal) ‘MV Amsterdam’ dipulangkan melalui Pelabuhan Tanjun Priok, Jakarta. Semua pelaut yang diturunkan dari kapal pesiar itu adalah anggota KPI. Untuk itu, dalam penjemputan ini, KPI melakukan koordinasi dengan Satgas Percepatan Penanganan Covid 19, antara lain menyediakan mobil angkutan.

“Karena itu, setibanya di pelabuhan, seluruh ABK menjalani protokol kesehatan pandemi Covid-19, seperti swab test Covid-19 dan isolasi atau karantina,” tutur Mathias. Penjemputan ABK dan pemeriksaan kesehatan ini juga diawasi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksamana Madya TNI Yudo Margono, selaku penanggung jawab percepatan penanganan Covid 19.

Mathias menjelaskan, ke-172 pelaut itu semuanya sebagai ABK kapal pesiar milik Holland-American Lines, perusahaan pelayaran patungan Amerika Serikat – Belanda yang kantor pusatnya ada di Seattle, AS. “Mereka dipulangkan saat kapal pesiar tersebut yang membawa banyak wisatawan mancanegara itu berada di Indonesia,” kata Mathias. Sesuai protokol kesehatan, setibanya di Pelabuhan Tanjung Priok semua pelaut diperiksa kesehatannya dan harus dikarantina selama 14 hari sebelum dipulang ke kampung halamannya.

Rencananya, minggu depan akan ada kapal pesiar lain yang juga akan menurunkan awak kapal di Pelabuhan Tanjung Priok. Mathias mengatakan, prediksi 20.000 pelaut yang akan dipulangkan itu baru anggota KPI yang bekerja di kapal-kapal asing berdasarkan CBA (Collective Bargaining Agreement) yang ditandatangani KPI dengan perusahaan pelayaran. Jumlah itu belum termasuk pelaut bukan anggota KPI yang bekerja di luar negeri, misalnya yang dikirim oleh sejumlah manning agent (perusahaan jasa pengawakan kapal).

Pelaut yang dipulangkan, lanjut Mathias, umumnya bekerja di kapal-kapal pesiar yang kini banyak tidak beroperasi karena praktis tidak ada penumpang. Sedang pelaut yang masih bertahan umumnya bekerja di kapal-kapal cargo, tanker, atau kapal perikanan, karena mereka masih dibutuhkan untuk angkutan logistik.

“Pelaut anggota KPI yang bekerja di luar negeri ada sekitar 35.000 orang,” ujar Mathias. Jadi, lanjutnya, lebih dari separohnya kini kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid 19. Terkait banyaknya pelaut yang mendadak kehilangan pekerjaan, Mathias menyatakan, KPI memberikan bantuan sosial untuk meringankan beban para pelaut dan keluarganya. Bantuan sosial itu terdiri dari paket sembako, masker dan vitamin untuk menjaga stamina.

Pengadaan masker dan vitamin dilakukan oleh Klinik Baruna milik KPI. Klinik yang berlokasi di Jl Cikini Raya ini, menurut Mathias, saat ini juga melakukan pemeriksaan kesehatan pelaut, termasuk Rapid Test untuk memastikan positif terkena Covid atau negatif. Untuk tahap pertama, bantuan sosial telah diberikan kepada 200 pelaut di Jakarta dan sekitarnya. Tahap kedua akan diberikan untuk 300 pelaut lainnya. (Ful)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *