Penampakan Makhluk Halus Maung Lodaya Penghuni Gunung Sunda Sukabumi

by
Penampakan Maung di Goa Lodaya Gunung Sunda Cisaat Kabupaten Sukabumi

GUGUSAN Gunung Sunda yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi –terkandung sejumlah goa yang mengadung kekuatan mistis. Oleh sebagian orang Gunung Sunda masih dikeramatkan dan dipercaya tempat persinggahan Prabu Siliwangi dan para pengawalnya. Katanya, di goa itu tempat penyimpanan peralatan senjata perang laskar Pajajaran. Dan sering kali ada penampakan berupa ‘maung’ atau macan.

“Benda pusaka yang ada di Gunung Sunda di jaga oleh jin dan dedemit penaklukan Prabu Siliwangi,” ujar Nanang (56), pedagang makanan keliling, yang mengaku dari Cibatu-Cisaat juga cucu seorang nayaga (pemain seni karawitan gamelan wayang golek)

Saat bertemu dan berbincang dengan www.beritabuana.co, di tengah istirahat di bilangan Cicurug, Nanang menyampaikan kisah mistis sekitar Gunung Sunda.

Katanya, sejumlah goa yang terkandung di Gunung Sunda merupakan tempat ngungsi para laskar dan keluarga Pajajaran hingga hilang tanpa sebab. Pengungsi sekaligus pengabdi kerajaan Pajajaran disinggahkan oleh prabu Siliwangi dari kejaran Kiansantang (putra mahkota) beserta pasukannya.

“Pengabdi Prabu Siliwangi itu dipercaya menjadi penghuni goa dan Gunung Sunda, sewaktu-waktu menampakkan berupa macan hitam bergaris merah yang disebut Maung Lodaya,” aku Nanang yang mengaku hal itu diketahui dari kakeknya.

Masa lampau di sekitar gunung, banyak buruh perkebunan acap kali mendengar suara misteri alunan gamelan, kadangkala melihat penampakan macan masuk ke lobang di cela batuan karang yang dirimbuni semak belukar sekaligus Cipeureh (mata air).

Maka lobang itu ada yang menyebut Goa Lodaya, ada juga Goa Cipeureh, selanjutnya disebut juga Goa Putih.

Kata Nanang, dari cerita kakeknya, ketika mendampingi seorang dalang bertapa di Goa Lodaya, saat masuk lobang sekitar 5 meter dari mulut goa, terdengar suara gamelan dibalik gemercik air lalu dihadang auman macan.

Dengan replek, langsung bersemedi, dalam tak kasat mata tampak sejumlah laskar dan dedemit mengepung. Tak lama, datang mahluk dengan kostum tokoh wayang dan membawa ke sebuah ruangan yang mana berkumpulnya tokoh-tokoh pewayangan.

Singkat cerita, sepulangnya dari goa Lodaya, kakek membawa keris dan bulu ekor kuda mungkin untuk senar alat musik rebab.

“Peninggalan kakek ada tiga buah keris. Entah yang mana benda asal dari goa Lodaya, saya tidak tahu,” katanya.

Diketahui, belum lama ini, Tim Sabaleuweung Paksi kembali menelusuri gugusan Gunung Sunda termasuk Goa Peureuh yang berada di kawasan hutan gunung Walat, Kecamatan Cisaat, Kab Sukabumi.

Ali Fajri, ketua Tim Sabaleuweung Paksi menyampaikan penelusuran itu seperti atas undangan batin setelah iktikaf di rumah. Dan esoknya berangkat meskipun hujan.

Menurut dia, jika tidak berangkat, selalu datang mimpi terus seolah panggilan batin. Akhirnya menjadi penasaran, dan datang.

Dalam tirakat di Goa Peureuh terjadi kontak batin dan interaksi dengan penunggu gaibnya. Secara tak kasat mata mahluk halus itu menyebut huniannya (Goa Peureuh) itu dengan Goa Lodaya di Gunung Sunda. Dan, berkali-kali menandaskan amanat untuk menjaga melestarikan lingkungan alam sekitar.

“Kerakusan manusa bakal mendatangkan petaka (dalam bahasa sunda,” kata Ali.

Dalam proses tirakatnya, salah seorang rekannya secara tak kasat mata melihat penampakan seekor harimau dibelakang Ali, dan bentuk sosok figur wayang, lalu berusaha untuk mengabadikan melalui foto.

“Hasil jepretan, terlihat gambar penampakan berwujud harimau di stalagtite goa,” katanya (Yan Sulivantara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *