PSBB Diberlakukan, Layanan Ekspor-Impor di Pelabuhan Tanjung Priok Tetap Jalan

by
Menteri Kelautan dan Perikan (kanan) dan Direktur Komersial Pelundo II/IPC saat melepas ekspor produk perikanan dari TPK Koja Pelabuhan Tanjung Priok.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Aktivitas ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan, meskipun Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mempercepat surutnya wabah virus Corona (Covid-19) di Indonesia.

“Sebanyak 3.200 ton hasil perikanan senilai Rp194,6 Miliar yang kebanyakan udang dan ikan beku beserta olahannya hari ini diekspor.keberbagai negara,” ujar Direktur Komersial PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II/IPC Persero, Rima Novianti kepada www.beritabuana.co di sela mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo saat melepas ekspor tersebut di Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (1/4/2020).

Rima mengatakan, hasil perikanan itu diangkut dengan menggunakan KM OOCL Guangzhou ke 13 negara tujuan yakni Perancis, Jerman, Italy, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Mauritus, Reunion, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam dan Lithuania.

“Sekali lagi kami pastikan bahwa layanan ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Priok tetap berjalan, di tengah pembatasan aktivitas masyarakat,” ujarnya, seraya menyebutkan turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina dan General Manager TPK Koja, Hudadi S. Jayanagara.

Rima menjelaskan, hingga hari ini Pelindo II/IPC masih memberlakukan prosedur kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 dengan antisipasi tinggi untuk melindungi semua petugas lapangan. “Terkait kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diputuskan kemarin, pihaknya terus mencermati arahan dan pengaturan lebih lanjut dari pemerintah,’ tuturnya.

Menurutnya, sejauh ini belum ada prosedur khusus terkait PSBB di terminal peti kemas. “Sebagai operator pelabuhan, Pelindo II/IPC tentu siap menyesuaikan jika pemberlakuan PSBB ini berdampak terhadap operasional dan aktivitas logistik di pelabuhan,” tambah Rima.

Sementara itu, GM TPK Koja, Hudadi mengatakan interaksi antar-manusia di terminal peti kemas semakin jauh berkurang. Karena tenaga manusia yang bertugas di dermaga bisa dihitung dengan jari.

“Semuanya serba digital. Paling yang ada di lapangan adalah operator crane dan petugas tally, yang mengatur lalu lintas peti kemas dari kapal ke lapangan penumpukan kontainer. Pergerakan peti kemas itu sendiri dioperasikan dengan menggunakan alat-alat berat modern, yang dikontrol secara digital,” jelas Hudadi.

Untuk memastikan keamanan dan keselamatan petugas operator di lapangan, tambahnya, sejak Februari lalu Pelindo II/IPC sudah menerapkan prosedur tambahan, yakni kewajiban pemakaian alat pelindung diri (APD) yang aman dan steril, dan secara berkala petugas juga melakukan sterilisasi di sekitar dermaga. (Yus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *