Panen Raya Dharmasraya

by
Jaya Suprana

DI tengah suasana pesimis akibat pageblug Corona, kabupaten paling timur Sumatra Barat mengobarkan semangat opitimisme. Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan berjuang mewujudkan cita-cita kabupaten Dharmasraya menjadi lumbung padi bagi bangsa Indonesia.

Pada hari Senin 6 April 2020, Kabupaten Dharmasraya menyelenggarakan panen perdana padi unggul M70D, di persawahan kelompok tani Handayani 2, Jorong Piruko Utara, Nagari Sitiung, Kecamatan Sitiung.

Pada hamparan sawah seluas 10 hektar sebagai lokasi Demonstrasi Pertanian padi varietas unggul jenis M70D , Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan bersama Ketua DPRD Pariyanto. SH, turun ke sawah ikut bersama para petani melaksanakan panen raya

Swadaya

Padi varietas unggul jenis M70D terbukti memang memiliki produktifitas kaliber unggul. Umur jarak tanam hingga panen hanya 70 hari, hasil panen juga melimpah bisa mencapai 10,5 Ton per hektar. Suatu peningkatan cukup berarti, sebab kisaran hasil panen lazimnya hanya 4,2 sampai dengan 4,8 ton per hektar.

Sutan Riska Tuanku Kerajaan sangat gembira berkat hasil panen padi sangat luar biasa, bahkan mencapai lebih dari 10 ton per hektar. Kelompok Tani Handayani II sangat bersyukur atas bantuan bibit padi varietas unggul jenis M70D. Dengan bibit padi M70D dapat diharapkan bangsa Indonesia kembali mampu swadaya beras sehingga tidak perlu impor beras sekaligus menyejahterakan para petani Indonesia

M70D

Jenderal TNI Purnawirawan, DR. Moeldoko yang kini Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia adalah penyumbangsih bibit padi varietas unggul jenis M70D kepada masyarakat petani di berbagai pelosok Nusantara.

Predikat M70D merupakan akronim Moeldoko 70 Days sebab panen padi M70D bisa dilaksanakan setiap 70 hari. Dalam mendirgahayu HUT TNI pada tahun 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko telah berhasil membuat lebih 10 juta lubang biopori di seluruh Indonesia serta melaksanakan donor darah serempak oleh 69.000 anggota TNI termasuk diri Moeldoko sendiri di 34 provinsi dan 135 kota.

Dalam upacara anugrah MURI kepada Jenderal Moeldoko, pendiri MURI memberikan komentar “Jenderal biasanya perang yang menumpahkan darah dan merusak lingkungan. Tapi jenderal ini menyumbangkan darah dan melestarikan lingkungan”.

*Jaya Suprana* – (Penulis mendambakan Indonesia kembali swadaya pangan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *